Optimasi Polivinil Alkohol dan Polietilen Glikol 400 dalam Sediaan Fast Dissolving Sublingual Film Salbutamol Sulfat
Abstract
Salbutamol sulfat merupakan obat agonis reseptor β2 adrenergik kerja cepat yang ditujukan untuk pengelolaan asma dan penyakit paru obstruktif. Salbutamol sulfat tersedia dalam beberapa bentuk sediaan, seperti larutan oral, tablet, inhaler, nebulizer dan injeksi. Pemberian inhaler merupakan terapi lini pertama pada pasien asma karena mampu memberikan onset of action yang cepat, namun efektivitas terapinya dipengaruhi oleh ketepatan dalam menggunakan alatnya. Penggunaan salbutamol sulfat melalui rute lain seperti peroral jarang digunakan karena mengalami metabolisme lintas pertama di hati, sehingga bioavailabilitasnya rendah. hal tersebut dapat diatasi dengan memformulasikan salbutamol sulfat dalam bentuk film oral. Fast dissolving sublingual film (FDSF) merupakan film tipis yang dapat larut dengan cepat bila kontak dengan air liur sublingual, sehingga mampu memberikan onset kerja yang cepat dan menghindari metabolisme lintas pertama di hati. Sediaan FDSF yang ideal yaitu memiliki waktu disintegrasi, swelling index, kekuatan mekanik yang baik, serta pelepasan obat yang sesuai dengan persyaratan. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengoptimasi PVA dan PEG 400 pada sediaan FDSF salbutamol sulfat. Sediaan salbutamol sulfat FDSF dibuat dari PVA sebagai polimer pembentuk film dan PEG 400 sebagai plasticizer dengan metode solvent casting. Optimasi ini menggunakan desain faktorial dengan respon yang diuji meliputi waktu hancur, indeks pembengkakan dan pelepasan obat in vitro. Hasil penelitian menunjukkan bahwa PVA dan PEG 400 berpengaruh terhadap peningkatan waktu hancur dan indeks pembengkakan, namun menurunkan pelepasan obat in vitro. Interaksi PVA dan PEG 400 berpengaruh terhadap peningkatan waktu hancur dan penurunan indeks pengembangan. Formula optimum yang diperoleh adalah FDSF salbutamol sulfat yang mengandung 0,3 g PVA dan 0,085 g PEG 400 untuk pembuatan 29 film dalam cawan petri berdiameter 8,5 cm. Formula optimum menghasilkan waktu hancur 30,81 ±0,617 detik, indeks pengembangan 1,497 ± 0,075, pelepasan obat in vitro 95,02 ± 5,64% dalam waktu 30 menit dan uji FTIR menunjukkan tidak ada interaksi antara salbutamol sulfat dengan eksipien lain.
Collections
- UT-Faculty of Pharmacy [1469]