Analisis Korelasi Antara Jumlah Gigi dan Persentase Massa Lemak Pada Perempuan Berusia 50– 69 Tahun
Abstract
Seiring bertambahnya usia, seseorang yang sudah memasuki masa lanjut usia (lansia) sering mengalami kehilangan gigi sehingga menyebabkan penurunan fungsi pengunyahan. Lansia dengan kehilangan gigi yang banyak memiliki kecenderungan untuk mengonsumsi makanan yang lunak dan berlemak dibandingkan makanan yang keras dan berserat agar lebih mudah ditelan. Kecenderungan ini menyebabkan ketidakseimbangan antara pemasukan dan pengeluaran energi yang dianjurkan sehingga berpotensi mengakibatkan peningkatan persentase lemak. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis korelasi antara jumlah gigi dan persentase massa lemak pada perempuan berusia 50–69 tahun. Jenis penelitian yang digunakan adalah observasional analitik dengan rancangan penelitian cross sectional. Penelitian ini dilakukan pada 60 orang perempuan berusia 50–69 tahun yang memenuhi kriteria inklusi. Selanjutnya, wanita berusia 50–69 tahun dibagi menjadi tiga kelompok: kelompok 1 (1–9 gigi), kelompok 2 (10–19 gigi), dan kelompok 3 (≥20 gigi). Parameter yang diukur adalah pemeriksaan jumlah gigi, pengukuran tinggi badan, berat badan, dan persentase massa lemak yang dihitung pada setiap kelompok wanita usia 50–69 tahun dengan menggunakan timbangan Tanita BC-541, kemudian dianalisis data tersebut menggunakan SPSS. Hasil analisis statistik Spearman diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,00 (p<0,05) yang artinya terdapat korelasi antara jumlah gigi dan persentase massa lemak sehingga semakin sedikit jumlah gigi maka semakin tinggi persentase massa lemak. Peningkatan persentase massa lemak pada perempuan lansia disebabkan adanya kecenderungan mengonsumsi makanan lunak dan berlemak dibandingkan makanan keras dan berserat. Selain itu, kehilangan gigi juga menyebabkan imobilisasi otot sehingga terjadi peningkatan serat otot nonkontraktil yang berdampak pada kekakuan otot dan peningkatan persentase massa lemak.
Collections
- UT-Faculty of Dentistry [2062]