dc.description.abstract | Penelitian ini bertujuan menarasikan kehidupan masyarakat Kampung
Merak Situbondo di enclave area. Menggunakan pendekatan fenomenologi
untuk mengungkapkan pemaknaan dalam penafsiran pengalaman, penelitian
ini mengambil setting sosial di Kampung Merak, dikarenakan kampung ini
sangat representatif sebagai kampung yang terisolir baik secara akses jalan,
sarana prasarana, akses sosial, ekonomi, pendidikan dan terutama kampung
ini masih bersengketa dengan pihak Taman Nasional Baluran (TNB) terkait
dengan kawasan. Penelitian ini menggunakan paradigma kualitatif dengan
Baiq Lily Handayani, dkk. 666
pendekatan fenomenologi. Teknik penentuan informan menggunakan teknik
purposive, dengan metode pengumpulan data menggunakan observasi, dan
wawancara mendalam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masyarakat
yang tinggal di kampung ini dahulunya adalah pekerja di PT. Gunung
Gumitir, dimana selain bekerja mereka juga membangun sistem sosial di
lokasi tersebut. Ketika kontrak HGU PT habis, pekerja tidak diputus
kontrak, namun ditinggalkan begitu saja. Para pekerja kemudian tetap
membangun kehidupan sosial baik pemukiman, lahan pertanian, peternakan,
keagamaan dan sistem sosial pendukung lainnya. Keberadaan mereka yang
telah tercerabut dari tempat tinggal asal membuat mereka tidak kembali ke
asalnya. Berkembangnya usaha baik dalam sektor pertanian dan peternakan
membuat mereka semakin terikat dengan Kampung Merak. Meskipun akses
kendaraan ke kampung tersebut telah ditutup oleh pihak TNB, sehingga
mereka kesulitan untuk mengirim hasil pertanian maupun peternakan.
Termasuk juga adanya peraturan mengenai pembangunan rumah yang
dibatasi dengan tidak diperbolehkan membangun rumah permanen. Hal itu,
tidak membuat mereka patah arang untuk tetap membangun kehidupan di
Kampung Merak dengan menerapkan beberapa strategi bertahan hidup
sebagai petani, peternak sapi gaduhan, sebagai nelayan dan strategi
membangun jaringan. | en_US |