Show simple item record

dc.contributor.authorHANDAYANI, Baiq Lily
dc.contributor.authorSHAVIRA P.H.W, Dwi
dc.contributor.authorSURYA K, Maulana
dc.contributor.authorYUSWADI, Hary
dc.contributor.authorGANEFO, Akhmad
dc.contributor.authorHIDAYAT, Nurul
dc.date.accessioned2024-01-25T07:17:17Z
dc.date.available2024-01-25T07:17:17Z
dc.date.issued2022-10-01
dc.identifier.urihttps://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/119641
dc.description.abstractPenelitian ini bertujuan menarasikan kehidupan masyarakat Kampung Merak Situbondo di enclave area. Menggunakan pendekatan fenomenologi untuk mengungkapkan pemaknaan dalam penafsiran pengalaman, penelitian ini mengambil setting sosial di Kampung Merak, dikarenakan kampung ini sangat representatif sebagai kampung yang terisolir baik secara akses jalan, sarana prasarana, akses sosial, ekonomi, pendidikan dan terutama kampung ini masih bersengketa dengan pihak Taman Nasional Baluran (TNB) terkait dengan kawasan. Penelitian ini menggunakan paradigma kualitatif dengan Baiq Lily Handayani, dkk. 666 pendekatan fenomenologi. Teknik penentuan informan menggunakan teknik purposive, dengan metode pengumpulan data menggunakan observasi, dan wawancara mendalam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masyarakat yang tinggal di kampung ini dahulunya adalah pekerja di PT. Gunung Gumitir, dimana selain bekerja mereka juga membangun sistem sosial di lokasi tersebut. Ketika kontrak HGU PT habis, pekerja tidak diputus kontrak, namun ditinggalkan begitu saja. Para pekerja kemudian tetap membangun kehidupan sosial baik pemukiman, lahan pertanian, peternakan, keagamaan dan sistem sosial pendukung lainnya. Keberadaan mereka yang telah tercerabut dari tempat tinggal asal membuat mereka tidak kembali ke asalnya. Berkembangnya usaha baik dalam sektor pertanian dan peternakan membuat mereka semakin terikat dengan Kampung Merak. Meskipun akses kendaraan ke kampung tersebut telah ditutup oleh pihak TNB, sehingga mereka kesulitan untuk mengirim hasil pertanian maupun peternakan. Termasuk juga adanya peraturan mengenai pembangunan rumah yang dibatasi dengan tidak diperbolehkan membangun rumah permanen. Hal itu, tidak membuat mereka patah arang untuk tetap membangun kehidupan di Kampung Merak dengan menerapkan beberapa strategi bertahan hidup sebagai petani, peternak sapi gaduhan, sebagai nelayan dan strategi membangun jaringan.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.publisherJurnal Analisa Sosiologien_US
dc.subjectKampung Meraken_US
dc.subjectSitubondoen_US
dc.subjectTaman Nasional Baluranen_US
dc.subjectStrategi Bertahan Hidupen_US
dc.subjectEnclave Areaen_US
dc.titleStrategi Bertahan Hidup Masyarakat Kampung Merak Situbondo DI Enclave Areaen_US
dc.typeArticleen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record