dc.description.abstract | Kabupaten Jember memiliki tingkat keragaman etnis yang tinggi dengan dominan Jawa dan Madura. Munculnya fenomena berupa kebijakan minyak goreng wajib kemasan, kenaikan harga serta kelangkaan minyak goreng memengaruhi kebiasaan dan pola konsumsi konsumen. Adapun tujuan penelitian yaitu mengetahui preferensi konsumen terhadap atribut minyak goreng pada rumah tangga pedesaan di Kabupaten Jember. Penelitian dilakukan di Kabupaten Jember dengan Kecamatan sampel yaitu Wuluhan, Ambulu, Kalisat, dan Arjasa. Sampel yang digunakan yaitu 120 responden dengan pembagian 30 responden per kecamatan. Penelitian dianalisis melalui analisis multiatribut fishbein. Hasil penelitian menunjukkan nilai preferensi minyak goreng bermerek (69,86), sedangkan nilai preferensi minyak goreng curah (48,23). Terdapat 6 atribut dianggap sangat penting dan 13 atribut dianggap penting. Berdasarkan tingkat kepercayaannya, jenis minyak goreng curah lebih unggul pada atribut sebagai berikut kebersihan, tingkat kejernihan, daya tahan, kemurnian, toko kelontong, jarak antara rumah ke kios/ pasar, kemasan minyak goreng curah < 1 liter, mudah didapat, kebiasaan, dan prestise. Sedangkan jenis minyak goreng bermerek lebih unggul pada atribut sebagai berikut bentuk kemasan minyak goreng, warna minyak goreng, ukuran pembelian, pasar tradisional, pasar modern, tersedianya transportasi, penjelasan jenis minyak goreng, sertifikasi organik, adanya iklan/ promosi, kemasan minyak goreng bermerek 1 liter, kemasan minyak goreng bermerek > 1 liter, merek, proses penyaringan, dan label halal. Adapun faktor yang memiliki pengaruh signifikan terhadap keputusan konsumen dalam membeli jenis minyak goreng pada wilayah pedesaan di Kabupaten Jember adalah harga minyak goreng, umur, lama pendidikan, ukuran/ volume pembelian, dummy etnis, dan dummy promosi. Produsen hendaknya mengadakan promosi dalam bentuk potongan harga serta lebih meningkatkan produksi minyak goreng bermerek karena cenderung disukai oleh konsumen. Selain itu, pemerintah perlu memberikan insentif kepada produsen yang menggunakan metode produksi lebih sehat sehingga dapat menjadi contoh bagi produsen lainnya. | en_US |