Perbandingan Pemberian Regimen Individual dan Jangka Pendek dengan Tingkat Kecemasan pada Pasien TB-MDR di RSD dr. Soebandi Jember
Abstract
Peningkatan kasus baru TB-MDR sebesar 3,1% dari tahun 2020 menjadi masalah kesehatan global dengan mortalitas berada pada angka 191 ribu. TB-MDR dapat diobati dengan pengobatan yang lengkap dan teratur. Jenis pengobatan TB-MDR yang tersedia saat ini adalah regimen individual dan regimen jangka pendek. Regimen individual empat kali lebih sering digunakan dibandingkan regimen jangka pendek, meskipun memiliki waktu pengobatan yang lebih panjang (Wibowo et al., 2021).
Riskesdas (2018) melaporkan angka gangguan jiwa di Indonesia terus meningkat mencapai 9,8% pada tahun 2018. Pasien TB-MDR yang sedang menjalani pengobatan dengan regimen individual sebanyak 80% mengalami gangguan jiwa berupa depresi, cemas, atau psikosis (Faizah et al., 2016). Salah satu komponen yang menjadi obat wajib pada regimen individual TB-MDR dan memiliki efek samping neuropsikiatrik adalah cycloserine. Insidensi kecemasan pada pasien TB-MDR yang menggunakan cycloserine adalah 20-30%. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perbandingan pemberian regimen TB-MDR individual dan regimen jangka pendek terhadap tingkat kecemasan pada pasien TB-MDR di RSD dr Soebandi Kabupaten Jember.
Penelitian ini merupakan penelitian menggunakan jenis penelitian analitik observasional dengan rancangan cross sectional yang dilakukan di RSD dr. Soebandi Jember pada bulan Agustus – September 2023. Instrumen yang digunakan dalam penelitian yaitu kuesioner HARS untuk mengukur tingkat kecemasan dan rekam medis untuk mengetahui jenis regimen TB-MDR. Data yang telah diperoleh dianalisis menggunakan SPSS dengan uji chi square untuk mengetahui nilai signifikansi sehingga diketahui perbedaan tingkat kecemasan regimen TB-MDR individual dan regimen jangka pendek.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa regimen jangka pendek yang tidak mengalami kecemasan adalah sebanyak 15 sampel, cemas ringan sebanyak 5 sampel, cemas sedang sebanyak 2 sampel, dan cemas berat 3 sampel. sedangkan pada regimen individual yang tidak mengalami kecemasan sebanyak 9 sampel, cemas ringan sebanyak 11 sampel, cemas sedang sebanyak 13 sampel, dan cemas berat sebanyak 11 sampel. Hasil analisis bivariat dengan uji chi-square menunjukkan hasil signifikan pada perbandingan regimen individual dan jangka pendek terhadap tingkat kecemasan pasien TB-MDR RSD dr. Soebandi Jember dengan nilai signifikansi 0,007.
Bagi penelitian selanjutnya disarankan untuk meneliti faktor-faktor lain yang mampu memengaruhi tingkat kecemasan pada pasien TB-MDR. Penelitian selanjutnya diharapkan terdapat penerjemah bahasa. Pemerintah dan pemegang kebijakan kesehatan diharapkan bisa memberikan kebijakan untuk mencegah dampak kecemasan pada pasien TB-MDR dengan regimen individual.
Collections
- UT-Faculty of Medical [1487]