Efek Lama Pemberian Pestisida Klorpirifos Dosis Rendah terhadap Kadar SGPT dan SGOT Tikus Wistar
Abstract
Klorpirifos adalah pestisida golongan organofosfat yang umum digunakan oleh petani karena memiliki spektrum yang luas. Klorpirifos dimetabolisme di hati, berubah menjadi klorpirifos okson, bentuk yang toksik dan dapat menyebabkan pembentukan spesies oksigen reaktif (ROS). Pembentukan ROS menyebabkan stres oksidatif, merusak sel-sel di berbagai organ, termasuk hati. Kerusakan hepatosit dapat menyebabkan pelepasan enzim SGPT dan SGOT yang tinggi ke dalam aliran darah. SGPT dan SGOT berfungsi sebagai indikator kerusakan hati. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efek lama pemberian pestisida klorpirifos dosis rendah terhadap fungsi hati. Penelitian ini merupakan true experimental dengan desain post-test only control group. Tiga puluh tikus Wistar dibagi menjadi lima kelompok: kelompok kontrol yang menerima NaCl dan Tween 20 selama 56 hari (K0), kelompok perlakuan yang menerima klorpirifos dosis 5 mg/kgBB selama 7 hari (K1), 14 hari (K2), 28 hari (K3), dan 56 hari (K4). Terminasi dilakukan melalui suntikan intraperitoneal pentobarbital dengan dosis 200 mg/kgBB. Nekropsi dilakukan untuk mengumpulkan darah dari jantung tikus. Serum dari darah tikus digunakan untuk menguji kadar SGPT dan SGOT. Data SGPT dan SGOT dianalisis menggunakan uji regresi menggunakan kurva estimasi dan uji-t sampel independen. Berdasarkan kurva estimasi regresi, hasil menunjukkan signifikansi >0,05 untuk semua sepuluh model kurva. Uji-t sampel independen yang dilakukan pada kelompok kontrol dan kelompok perlakuan 56 hari menunjukkan signifikansi >0,05, menunjukkan tidak ada perbedaan signifikan dalam nilai rata-rata antara kedua kelompok tersebut. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa tidak ada hubungan antara lama pemberian pestisida klorpirifos dosis rendah terhadap kadar SGPT dan SGOT pada tikus Wistar.
Collections
- UT-Faculty of Medical [1487]