Analisis Resolving Efficient Dominating Set dan Skema Aplikasinya dalam Menyelesaikan Masalah Electronic Traffic Law Enforcement dengan Spatial Temporal Graph Neural Network
Abstract
Pada tahun 2021, Kepolisian Negara Republik Indonesia memberlakukan
penilangan elektronik atau sistem Electronic Traffic Law Enforcement (ETLE) untuk
mengefisiensikan pelaksanaan pengawasan lalu lintas. ETLE adalah sistem penegakan
hukum di bidang lalu lintas yang berbasis teknologi informasi yang bertujuan untuk
meningkatkan keamanan jalan. Pada sistem Electronic Traffic Law Enforcement
dibutuhkan pusat kontrol lalu lintas dalam memantau pelanggaran. Peranan sentral ini
bertanggung jawab untuk mengawasi pergerakan kendaraan dan mengidentifikasi
pelanggaran atau perilaku tidak aman. Dalam penempatan operator Electronic Traffic
Law Enforcement, lokasi serta biaya operasional akan menjadi strategis jika dibuat
dalam jumlah minimum namun tetap dapat memantau serta menegakkan hukum lalu
lintas di berbagai zona tertentu dengan efektif. Konsep resolving efficient dominating
set diterapkan untuk mengidentifikasi lokasi-lokasi yang paling efisien dan strategis
dimana pusat kontrol lalu lintas atau perangkat pengawasan harus ditempatkan untuk
memantau dan mengontrol lalu lintas secara efisien. Dengan menggunakan algoritma
resolving efficient dominating set, sistem ETLE dapat menentukan himpunan dominasi
efisien yang meminimalkan jumlah perangkat pemantauan yang diperlukan untuk
memantau seluruh jaringan lalu lintas dengan efektif. Maka, dibutuhkan suatu cara
dalam menempatkan operator ETLE tersebut, salah satunya dengan menerapkan
cabang ilmu dalam matematika yaitu teori graf. Pada penelitian ini, topik teori graf
yang dipilih adalah resolving efficient dominating set. Resolving efficient dominaing
set adalah jika setiap titik v ∈ V (G) − D didominasi oleh tepat satu titik di D dan
tidak ada dua titik di D yang adjacent serta representasi titik v ∈ V (G) terhadap D
tidak sama.
vii
DIGITAL REPOSITORY UNIVERSITAS JEMBER
DIGITAL REPOSITORY UNIVERSITAS JEMBER
Hasil utama dari penelitian yang akan dibahas terkait dengan resolving efficient
domination number pada graf Sn⊙P2, Pn⊙P2, Cn⊙P2, dan Shack(G, ui
, n) yaitu
teorema. Terdapat beberapa teorema baru yang ditemukan secara eksperimental dalam
penelitian ini. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deduktif
aksiomatik, yaitu dengan menurunkan aksioma atau teorema yang telah ada. Dari hasil
penelitian diperoleh tiga teorema diantaranya sebagai berikut.
a. Jika graf Pn ⊙P2, merupakan graf operasi korona dengan n ≥ 2 , maka γre(Pn ⊙
P2) = n;
b. Jika Sn merupakan graf bintang dengan n ≥ 2 dan P2 merupakan graf lintasan
order 2, dimana A dan ui adalah titik pada graf Sn, maka γre(Sn ⊙ P2) = n + 1;
c. Jika Cn merupakan graf cycle dengan n ≥ 2 dan P2 merupakan graf lintasan
order 2, maka γre(Cn ⊙ P2) = n;
d. Jika graf Shack(G, ui
, n) merupakan graf operasi shackle dengan n ≥ 2, maka
γre(Shack(G, ui
, n)) = 2n + 1.
Analisis resolving efficient dominating set pada masalah Electronic Traffic Law
Enforcement bertujuan untuk meningkatkan efisiensi penegakan hukum lalu lintas
elektronik. Dengan menggunakan GNN, kita dapat memanfaatkan informasi yang
terkandung dalam graf peta jalan untuk memodelkan interaksi antara simpul-simpul
tersebut dan mengidentifikasi pola-pola pelanggaran lalu lintas yang mungkin terjadi.
Resolving Efficient Dominating Set akan diinterpretasikan sebagai pusat kontrol lalu
lintas yang memantau pelanggaran lalu lintas pada zona tertentu.
Data pelanggaran lalu lintas yang digunakan dalam penelitian ini memiliki 5
fitur yaitu mengemudi tanpa memakai helm, melanggar marka jalan, melawan arus
lalu lintas, menerobos lampu merah, dan berkendara tanpa lampu utama. Penelitian ini
menggunakan 8 titik jalan di kota Ponorogo dan dilakukan selama 60 hari. Data yang
didapatkan merupakan data tanpa normalisasi yang selanjutnya data dinormalisasikan.
Selanjutnya dilakukan simulasi untuk melatih, menguji dan meramalkan data anomali
pelanggaran lalu lintas. Simulasi numerik Graph Neural Network menggunakan
software Phyton.
Akhir dari proses pelatihan (epoch 200), training loss mencapai 0.0232,
menggambarkan bahwa model telah mencapai tingkat ketepatan yang tinggi dalam
memprediksi dan menggeneralisasi pola-pola pelanggaran lalu lintas yang teramati.
Output yang dihasilkan menunjukkan bahwa model akhir memiliki performa yang
sangat baik dalam mengurangi kesalahan prediksi dan menghasilkan perkiraan yang
mendekati data asli dengan ketepatan yang tinggi. Analisis menunjukkan bahwa
model telah berhasil belajar dan mengembangkan kemampuannya dalam memahami
serta merespons pelanggaran lalu lintas dengan sangat baik selama periode observasi.