Pengaruh Kadar Fenolik Terhadap Kemampuan Ekstrak Air Daun Kakao (Theobroma Cacao L.) sebagai Agen Pereduksi pada Sintesis AgNPs dan Aktivitasnya sebagai Antioksidan
Abstract
Nanopartikel perak (AgNPs) merupakan salah satu nanoteknologi yang mencuri perhatian peneliti karena memiliki sifat fisika, kimia, dan biologi yang unik. Metode biologi merupakan salah satu metode yang sering digunakan oleh peneliti untuk sintesis nanopartikel perak (AgNPs). Metode ini memiliki beberapa kelebihan dibandingkan metode fisika dan kimia dikarenakan penggunaan bahan alam pada proses sintesisnya dipercaya lebih ramah lingkungan, efektif, tidak beracun, dan ekonomis. Salah satu tanaman yang dapat digunakan sebagai agen bioreduktor dan capping agent dalam sintesis AgNPs adalah daun kakao. Senyawa kimia pada daun kakao yang diduga berperan sebagai agen bioreduktor dan capping agent adalah senyawa fenolik . Perbedaan umur pada daun kakao diduga memiliki pengaruh terhadap jumlah kandungan fenolik yang dihasilkan serta memberikan potensi aktivitas antioksidan yang berbeda. Berdasarkan latar belakang tersebut maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan jumlah kandungan fenolik pada daun kakao dengan umur yang berbeda (muda, sedang, tua) dan pengaruh kadar fenolik terhadap kemampuannya sebagai agen bioreduktor dalam sintesis AgNPs yang digambarkan dengan karakteristik AgNPs yang dihasilkan. Selain itu, pada penelitian ini juga akan dilakukan uji aktivitas antioksidan untuk membandingkan aktivitas antioksidan yang dihasilkan dari ekstrak daun kakao dan AgNPs yang disintesis dengan bioreduktor ekstrak daun kakao. Pengujian antioksidan pada penelitian ini menggunakan metode DPPH dengan kontrol positif vitamin C. Hasil pengukuran kadar fenolik total pada ekstrak daun kakao dengan umur muda, sedang, dan tua sebesar 31,970 ± 1,135; 32,575 ± 0,941; 26,705 ± 0,701 mg GAE/g sampel. Hasil karakterisasi AgNPs menggunakan spektrofotometri Uv-Vis berupa panjang gelombang yang berturut turut pada AgNPs dengan bioreduktor daun kakao muda, sedang, tua sebesar 423 nm, 415 nm, dan 424 nm. Hasil karakterisasi AgNPs dengan PSA berupa Z-average pada AgNPs menggunakan bioreduktor daun kakao muda, sedang, dan tua sebesar 67,09 nm; 57,28 nm; dan 84,07 nm. Hasil SEM menunjukkan partikel terkecil AgNPs yang dihasilkan sebesar 64,19 nm. Hasil FT-IR menunjukkan adanya kontribusi gugus fungsi fenolik pada ekstrak daun kakao yang berperan sebagai bioreduktor AgNPs yang dihasilkan.
Hasil pengujian aktivitas antioksidan berupa nilai IC50. Nilai IC50 pada pembanding vitamin C sebesar 2,723 ± 0,085 μg/mL; pada ekstrak daun kakao muda, sedang, dan tua sebesar 43,252 ± 0,730; 39,525 ± 0,724; 49,593 ± 0,251 μg/mL, sedangkan nilai IC50 pada AgNPs ekstrak daun kakao muda, sedang, dan tua sebesar 23,880 ± 0,483; 21,666 ± 0,506; 32,963 ± 0,533 μg/mL.
Collections
- UT-Faculty of Pharmacy [1469]