Asuhan Keperawatan Pasien Stroke Iskemik pada Tn.M dengan Masalah Keperawatan Gangguan Menelan di Ruang Melati RSUD Dr.Haryoto Lumajang Tahun 2023
Abstract
Penyakit stroke merupakan penyakit yang berdampak pada tingginya angka
kematian di Indonesia. Penyakit ini disebabkan oleh terjadinya trombosis dan
emboli, trombosis adalah aliran darah dipengaruhi oleh penyempitan pembuluh
darah akibat ateroskelrosis, sedangkan emboli adalah penurunan aliran darah ke
otak sehingga otak kekurangan oksigen yang menyebabkan kematian sel sebelum
waktunya (nekrosis). Keadaan tersebut dapat mengakibatkan defisit neurologis
fungsi oral, faring atau esofagus dan menimbulkan masalah keperawatan gangguan
menelan. Tujuan penulisan ini adalah untuk mengeksplorasi Asuhan Keperawatan
Pasien Stroke Iskemik pada Tn. M dengan Masalah Keperawatan Gangguan
Menelan di Ruang Melati RSUD Dr. Haryoto Lumajang Tahun 2023.
Dalam penulisan ini yang digunakan oleh penulis adalah laporan kasus.
Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, observasi dan dokumentasi
kepada satu orang pasien stroke iskemik yang memenuhi kriteria partisipan. Dari
hasil pengkajian pada Tn. M didapatkan gejala mayor pasien mengeluh sulit
menelan, batuk setelah menelan makan atau minum, tersedak, makanan tertinggal
di rongga mulut dan gejala minor makanan jatuh dari mulut, bolus terbentuk lama,
porsi makan tidak habis dan mengiler. Dari gejala mayor dan minor tersebut
menunjukkan bahwa pasien mengalami masalah keperawatan gangguan menelan
dengan memenuhi 80% kriteria tanda mayor. Intervensi yang diberikan pada Tn. M
adalah pencegahan aspirasi (Memonitor tingkat kesadaran, batuk, muntah dan
kemampuan menelan, memposisikan semi fowler (30-45 derajat) 30 menit sebelum
memberi asupan oral, memberikan makanan dengan ukuran kecil atau lunak,
mnganjurkan makan secara perlahan, mengajarkan teknik mengunyah dan
Digital Repository Universitas Jember
x
menelan). Selain terapi non farmakologis, diberikan juga terapi farmakologis
seperti pemberian mecobalamin dan citicolin. Citicolin sendiri bermanfaat untuk
meningkatkan aliran darah ke otak, menurunkan resistensi vaskuler dan
meningkatkan konsumsi oksigen. Sedangkan pemberian mecobalamin pada pasien
stroke iskemik berguna untuk memperbaiki fungsi metabolisme.
Setelah dilakukan implementasi selama 2x24 jam selama 3 hari didapatkan
tujuan tercapai sebagian karena dari 7 kriteria hasil yang penulis tetapkan terdapat
1 kriteria hasil yang belum tercapai yaitu, pembentukan bolus yang belum
membaik. Kriteria hasil ini belum tercapai karena kurangnya waktu untuk
implementasi keperawatan khususnya latihan Effortful swallowing, yang hanya bisa
dilakukan selama 3 hari dari 4 minggu ditetapkan dengan waktu 10 kali per sesi
dengan 3 sesi per hari.
Dari hasil di atas diharapkan untuk penulis selanjutnya menambah frekuensi
pelaksanaan latihan Effortful swallowing sampai minimal 4 minggu, untuk pasien
diharapkan untuk melaksanakan dan mempraktekkan latihan-latihan yang sudah
dijelaskan di rumah untuk mengatasi masalah gangguan menelan agar lebih baik
dan untuk perawat di rumah sakit diharapkan terapi ini bisa menjadi wacana yang
bisa diterapkan pada pasien stroke iskemik yang mengalami masalah keperawatan
gangguan menelan.