Scoping Review: Penggunaan Senyawa Tanaman Obat sebagai Antihiperlipidemia
Abstract
Hiperlipidemia atau dislipidemia merupakan kondisi peningkatan kadar lipid dalam darah yang ditunjukkan dengan peningkatan kadar kolesterol total, trigliserida, Low-density Lipoprotein (LDL), atau penurunan kadar High-Density Lipoprotein (HDL). Hiperlipidemia berperan dalam terjadinya penyakit kardiovaskular sebagai penyebab kematian utama secara global akibat peningkatan kadar LDL plasma. Berdasarkan data dari Global Burden of Disease (GBD) tahun 2019, peningkatan kadar LDL plasma menyebabkan 3,78 juta kematian atau 44,3% pada penderita kardiovaskular. Patofisiologi hiperlipidemia berkaitan dengan metabolisme dan transport lipid dalam tubuh. Proses tersebut melibatkan beberapa enzim, transporter, dan protein yang berperan serta dapat digunakan sebagai target obat antihiperlipidemia. Target obat tersebut diantaranya adalah enzim lipase, HMG-CoA reductae, LCAT, CETP, ACAT2, PCSK9, dan transporter NPC1L1. Salah satu upaya yang dapat dilakukan dalam mengurangi risiko yang ditimbulkan dari hiperlpidemia adalah dengan menurunkan prevalensi hiperlipidemia melalui penggunaan obat antihiperlipdemia yang bekerja pada berbagai target aksi. Namun, pilihan obat antihiperlipidemia dalam tata laksana terapi hanya terbatas pada HMG-CoA reductase, NPC1L1, dan PCSK9 inhibitor. Saat ini, berbagai penelitian dalam upaya penemuan agen antihiperlipidemia masih terus berkembang terutama pada tanaman obat dengan berbagai target aksi. Hal tersebut disebabkan karena tanaman mengandung berbagai aktivitas farmakologis sebagai bahan produk obat alternatif. Sebagai upaya dalam memudahkan penelitian lanjutan dari berbagai penelitian yang telah ada, dibutuhkan suatu panduan untuk memetakan seluruh tanaman obat dengan senyawa yang memiliki aktivitas antihiperlipidemia berdasarkan target tertentu melalui telaah pustaka. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui senyawa tanaman obat antihiperlipidemia dengan target tertentu (lipase, HMG-CoA reductase, NPC1L1, PCSK9, ACAT2, CETP, dan LCAT) yang telah diteliti sebelumnya menggunakan metode scoping review. Scoping review merupakan tinjauan sistematis yang dilakukan dengan memetakan konsep yang mendasari area penelitian dan bukti penelitian yang telah ada. Prosedur penelitian terdiri dari lima tahapan, yaitu: identifikasi pertanyaan penelitian, identifikasi artikel relevan, seleksi artikel, pemetaan data, serta penyusunan, peringkasan, dan pelaporan hasil. Tahap seleksi artikel dilakukan menggunakan Preferred Reporting Items for Systematic Review and Meta-analysis (PRISMA) yang terdiri dari 3 fase, yaitu: fase identifikasi, skrining, dan inklusi. Fase identifikasi terdiri dari penelusuran artikel pada PubMed dan SciFinder dan penghapusan artikel melalui fitur filter pada sumber data. Fase skrining merupakan fase penyarigan artikel berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi yang terdiri dari tiga tahapan. Sementara itu, fase inklusi memuat hasil artikel yang telah memenuhi kriteria inklusi pada fase skrining untuk dilakukan analisis lebih lanjut. Hasil penelusuran dan seleksi artikel menunjukkan 62 penelitian relevan dengan 63 spesies tanaman dan 209 isolat senyawa terbukti memiliki aktivitas antihiperlipidemia. Spesies tanaman tersebut terdiri dari 40 famili dengan 5 diantaranya memiliki senyawa dengan aktivitas poten sebagai antihiperlipidemia. Famili tersebut terdiri dari Ranunculacae dan Moraceae (lipase inhibitor), Zingiberaceae dan Ganodermataceae (HMG-CoA reductase inhibitor), dan Sparassidaceae (PCSK9 inhibitor). Sementara itu, 209 isolat senyawa digolongkan menjadi 14 golongan senyawa dengan 9 senyawa diantaranya memiliki aktivitas paling poten dan berpotensi sebagai agen antihiperlipidemia. Senyawa tersebut berupa senyawa fenolik, flavonoid, terpenoid (lipase inhibitor), terpenoid dan pirol (HMG-CoA reductase inhibitor), dan senyawa aromatis (PCSK9 inhibitor).
Collections
- UT-Faculty of Pharmacy [1469]