Asuhan Keperawatan Pada Ny.A Pasien Stroke Iskemik dengan Masalah Keperawatan Gangguan Mobilitas Fisik di Ruang Melati RSUD Dr.Haryoto Lumajang Tahun 2023
Abstract
Asuhan Keperawatan pada Ny.A Pasien Stroke Iskemik dengan Masalah Keperawatan Gangguan Mobilitas Fisik di Ruang Melati RSUD Dr. Haryoto Lumajang Tahun 2023; Luluk Mauliddiyah; 202303101113, 2023: 81 halaman; Program Studi DIII Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Jember.
Stroke iskemik merupakan proses dimana otak kehilangan fungsinya yang disebabkan karena suplai darah ke otak berhenti karena embolus dan trombus, maka sel yang ada di otak akan mati karena suplai oksigen tidak mencukupi. Tanda yang paling menonjol pada pasien stroke iskemik adalah hemiparesis atau lumpuhnya salah satu sisi tubuh sehingga muncul masalah keperawatan gangguan mobilitas fisik. Hemiparesis juga menyebabkan hilangnya mekanisme reflek postural normal seperti dalam mengontrol siku, mengontrol gerak kepala untuk keseimbangan, dan rotasi tubuh untuk gerak fungsional pada ekstremitas. Hemiparesis menyebabkan fungsi neuron di system saraf pusat menurun dan akan menghasilkan kelambanan gerak, dan berpikir, bicara tremor serta kekakuan apabila tidak ditangani dapat menyebabkan kecacatan permanen. Tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengeksplorasi Asuhan Keperawatan pada Pasien Stroke Iskemik dengan masalah keperawatan gangguan mobilitas fisik di Ruang Melati RSUD dr. Haryoto Lumajang Tahun 2023.
Dalam penulisan ini yang digunakan oleh penulis adalah Laporan Kasus. Partisipan yang dipilih sesuai dengan kriteria dan batasan istilah dengan pasien di Ruang Melati RSUD dr. Haryoto Lumajang yang didiagnosis Stroke Iskemik dalam rekam medis pasien dengan masalah keperawatan gangguan mobilitas fisik dengan memenuhi kriteria minimal 80% tanda mayor dan bersedia menjadi partisipan. Pengambilan data dilakukan di Ruang Melati RSUD dr. Haryoto Lumajang dalam rentang waktu 08 April-12 April 2023. Teknik pengumpulan data melalui wawancara, observasi, studi dokumentasi, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang. Rencana keperawatan mengacu pada Standar Intervensi Keperawatan (SIKI) yaitu intervensi mobilitas fisik.
Hasil pengkajian yang telah dilakukan pada Ny.A terdapat 100% tanda gejala mayor masalah keperawatan Gangguan mobilitas fisik yaitu mengeluh sulit menggerakkan ekstremitas, kekuatan oto menurun dengan nilai 3 pada ekstremitas atas bawah sebelah kanan, sendi kaku, gerakan terbatas dan fisik lemah. Intervensi yang dilakukan adalah mobilitas fisik dan pemberian obat yang salah satunya terdapat melakukan pergerakan yaitu dengan terapi cermin. Luaran yang digunakan adalah dukungan mobilisasi dengan status tujuan meningkat dengan 6 indikator. Implementasi yang dilaksanakan ada 5 observasi, 4 terapeutik, 4 edukasi, dan dari 10 intervensi tersebut terdapat 2 tindakan yang tidak bisa di implementasikan yaitu monitor frekuensi jantung sebelum memulai mobilisasi dan libatkan keluarga untuk membantu pasien dalam meningkatkan pergerakan. Hasil evaluasi pada Ny.A menunjukkan kriteria tercapai setelah dilakukan implementasikan keperawatan selama 5 hari di rumah sakit.
Hasil tersebut diharapkan untuk penulis selanjutnya perlu melakukan validasi dengan menambahkan waktu dan jumlah pasienn untuk bisa membandingkan hasil dari beberapa pasien dan membuktikan keefektifan dari terapi cermin yang berguna untuk mengurangi masalah keperawatan gangguan mobilitas fisik. Latihan ini dapat menjadi terapi untuk meningkatkan mobilitas fisik dan meningkatkan kekuatan otot saat di rumah sakit dan bagi perawat rumah sakit dapat mengimplementasikan latihan ini sebagai tindakan mandiri kepada pasien yang mengalami gangguan mobilitas fisik.