Asuhan Keperawatan Pasien Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) PADA Ny. S Dengan Masalah Keperawatan Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif Di Ruang Melati RSUD dr. Haryoto Lumajang Tahun 2023
Abstract
Asuhan Keperawatan Pasien Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) Pada Ny. S Dengan Masalah Keperawatan Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif Di Ruang Melati RSUD dr. Haryoto Lumajang Tahun 2023; Putri Aliya Antasya, 202303101009; 2023: 119 halaman; Program Studi DIII Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Jember.
Penyakit Paru obstruktif merupakan penyakit yang ada pada saluran pernapasan. Pada pasien PPOK sering terdapat tanda dan gejala batuk berdahak dan produksi sekret yang berlebih. Ketika produksi sekret berlebih dan pasien tidak bisa mengeluarkan sekret akan mengakibatkan sesak napas sehingga terjadi penyumbatan jalan napas dan muncul masalah keperawatan bersihan jalan napas tidak efektif. Tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengeksplorasi asuhan keperawatan penyakit paru obstruktif kronik pada Ny. S dengan masalah keperawatan bersihan jalan napas tidak efektif di Ruang Melati RSUD dr. Haryoto Lumajang.
Desain penulisan yang digunakan adalah laporan kasus. Metode pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, observasi dan dokumentasi kepada satu orang pasien penyakit paru obstruktif kronik yang memenuhi kriteria partisipan yaitu batuk efektif meningkat, produksi sputum menurun, ronkhi menurun, ortopnea menurun, dan frekuensi napas menurun di ruang melati dr. Haryoto Lumajang dengan masalah keperawatan bersihan jalan napas tidak efektif. Intervensi yang diberikan pada partisipan yaitu batuk efektif kombinasi slow deep breathing. Pengambilan data ini dilakukan mulai 26 April sampai 28 April 2023, instrumen yang digunakan oleh penulis adalah lembar dokumentasi keperawatan.
Dari hasil pengkajian yang telah dilakukan pada Ny. S didapatkan data mayor meliputi tidak mampu batuk dengan baik, sputum berlebih, terdapat suara napas tambahan ronkhi, dan data minor meliputi ortopnea, terdapat frekuansi napas berubah sehingga muncul masalah keperawatan bersihan jalan napas tidak efektif yang bersifat aktual. Setelah itu dilakukan implementasi selama 3 hari yaitu melakukan observasi kemampuan batuk, monitor adanya sputum, monitor frekuensi napas, mengatur posisi semi fowler/fowler, berikan tempat membuang sputum, mengedukasi cara batuk efektif yang benar, meaganjurkan untuk latihan napas dalam lambat, mengedukasi keluarga partisipan untuk tidak untuk tidak merokok di sebelah partisipan, kolaborasi pemberian nebulizer combivent. Dari kriteria hasil yang didapatkan kriteria evaluasi yaitu batuk efektif meningkat, produksi sputum menurun, ronki menurun, ortopnea menurun, dan frekuensi napas menurun. Pada hasil evaluasi hari terahir tujuan tercapai.
Dari hasil tersebut didapatkan bahwa intervensi batuk efektif kombinasi slow deep breathing dinilai sangat efektif untuk penatalaksaan masalah bersihan jalan napas tidak efektif. Dimana batuk efektif memiliki teknik yang tepat agar tidak mudah lelah saat mengeluarkan sputum dengan semaksimal mungkin, selain itu napas dalam lambat bisa meningkatkan fungsi paru-paru dan mengurangi sesak. Seiring berkembagnya ilmu pengetahuan batuk efektif kombinasi slow deep breathing dapat menjadi intervensi tambahan penting dalam penatalaksanaan bersihan jalan napas tidak efektif. Disarankan untuk selalu memperoleh informasi terbaru dan berdiskusi dengan tim medis mengenai potensi manfaat batuk efektif kombinasi slow deep breathing.