Korelasi Antara Pengetahuan, Sikap, dan Praktik Keamanan Pangan dengan Kontaminasi Staphylococcus aureus pada Penjamah Makanan Rumah Sakit di Kabupaten Jember
Abstract
Foodborne disease (FBD) adalah penyakit yang disebabkan karena konsumsi makanan yang terkontaminasi mikroorganisme. Salah satu bakteri penyebab FBD terbesar adalah Staphylococcus aureus. Kasus FBD dilaporkan telah menyebabkan menyebabkan 420.000 orang meninggal setiap tahun. Penyebaran FBD di rumah sakit tidak terlepas dari peranan penting penjamah makanan sebagai orang yang berkontak langsung dengan makanan pasien mulai dari tahap persiapan hingga penyajian. Maka, kondisi higienitas perorangan penjamah makanan sangat berpengaruh terhadap kontaminasi mikroorganisme yang ditularkan melalui makanan. Higienitas perorangan penjamah makanan dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan, sikap, dan praktik mengenai keamanan pangan. Maka tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara pengetahuan, sikap, dan praktik keamanan pangan dengan kontaminasi Staphylococcus aureus pada penjamah makanan rumah sakit di Kabupaten Jember.
Penelitian ini menggunakan metode observasional analitik dengan desain cross sectional yang dilakukan pada beberapa rumah sakit di Kabupaten Jember yang bersedia menjadi subjek penelitian. Pengambilan data dilakukan pada bulan September 2022 hingga Februari 2023 pada 68 orang penjamah makanan rumah sakit dengan metode accidental sampling. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh penjamah makanan yang bertugas dari tahap persiapan hingga penyajian makanan kepada pasien. Penelitian ini menggunakan data primer, yakni hasil wawancara dan obervasi berdasarkan kuesioner yang telah teruji validitas dan reliabilitasnya serta hasil pemeriksaan bakteri Staphylococcus aureus yang diisolasi dari telapak tangan penjamah makanan. Pengambilan sampel diawali dengan pemberian penjelasan mengenai penelitian. Apabila subjek penelitian setuju, dilanjutkan dengan pengambilan swab telapak tangan penjamah makanan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kewenangan di rumah sakit terkait. Setelah itu dilakukan wawancara dan observasi berdasarkan kuesioner dan selanjutnya sampel dibawa ke Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Jember untuk segera dilakukan pemeriksaan. Data yang didapat dianalisis menggunakan uji Spearman.
Hasil penelitian ini menunjukkan tidak terdapat korelasi antara pengetahuan dan sikap keamanan pangan dengan kontaminasi S. aureus pada penjamah makanan rumah sakit di Kabupaten Jember. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian lanjutan mengenai faktor lain yang memengaruhi kontaminasi S. aureus serta fasilitas yang menunjang kinerja penjamah makanan rumah sakit. Pengawasan dalam bekerja serta pemberian pelatihan rutin pada penjamah makanan juga perlu ditingkatkan agar dapat mengurangi risiko terjadinya foodborne disease.
Collections
- UT-Faculty of Medical [1487]