Pengembangan Modul Biologi (Tumbuhan) SMA Kelas X Berbasis Pengetahuan Etnobotani Masyarakat Using Terhadap Hasil Belajar Siswa di Kabupaten Banyuwangi
Abstract
Perkembangan zaman diiringi dengan pola pendidikan yang berbeda-beda.
Perkembangan pola pendidikan tidak terlepas dari perkembangan kurikulum yang
menjadi komponen pokok di sekolah. Proses pembelajaran di sekolah memiliki
peran ganda yaitu memberikan layanan sekolah dan menjadi agen pembaharu bagi
masyarakat. Agen pembaharu memiliki tugas yang sangat besar dalam
pengembangan sumber daya masyarakat, sehingga perlu dilakukan sosialisasi
sosiokultural masyarakat kepada peserta didik. Sosiokultural Etnobiologi
masyarakat Using di Kabupaten Banyuwangi menjadi salah satu kearifan lokal
yang unik dan khas sehingga harus tetap dijaga dan dilestarikan. Kelestarian
Etnobiologi masyarakat Using dapat dilakukan dengan mengadakan bahan ajar
yang mengandung pengetahuan kearifan lokal pada peserta didik khususnya pada
masyarakat Using.
Peneliti melakukan pengembangan bahan ajar berupa modul pada pokok
bahasan tumbuhan dengan menyisipkan pengetahuan Etnobotani masyarakat
Using pada siswa kelas X SMA, sekaligus bertujuan untuk mengetahui kevalidan,
kepraktisan, serta keefektifan modul. Model pengembangan yang digunakan
adalah model pengembangan Borg and Gall yang disederhanakan menjadi 5 tahap
sesuai dengan kurikulum yang berlaku. 5 tahapan tersebut meliputi studi
pendahuluan yaitu dilakukan analisis kebutuhan pada siswa dan guru;
perencanaan dilakukan dengan menganalisis bahan ajar yang cocok dari hasil
analisis kebutuhan; pengembangan dilakukan dengan mendesain modul; validasi
ahli dan revisi dilakukan oleh 3 validator ahli dan 1 validator pengguna; uji coba
dilakukan kepada siswa dalam skala kecil dan besar.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata validasi ahli
terhadap modul berbasis pengetahuan Etnobotani sebesar 4,12 dengan persentase
81,57% dan tergolong valid, sedangkan rata-rata validasi pengguna sebesar 4,93
dengan persentase 98,33% dan masuk dalam kategori sangat valid, sehingga
modul dapat digunakan dalam uji coba skala kecil. Hasil uji coba skala kecil
menghasilkan tingkat keterbacaan sebesar 90% dengan kriteria independen/bebas,yang berarti siswa dapat memahami modul secara mudah dan mandiri sehingga
modul dapat digunakan dalam uji coba skala besar. Hasil uji coba skala besar
menghasilkan nilai kepraktisan modul sebesar 92,7% dengan interpretasi sangat
praktis, sehingga modul telah siap digunakan atau didesiminasi. Keefektifan
modul menunjukkan selisih rata-rata nilai pre-test dengan post-test sebesar 36,48
dengan nilai Normalized gain sebesar 0,64 dengan kriteria sedang.