Faktor Risiko Keluhan Musculoskeletal Disorders pada Perajin Bunga Papan di Kota Jember
Abstract
Muskuloskeletal Disorders (MSDs) merupakan keluhan kerusakan pada struktur tulang, otot, tendon, ligamen, tulang rawan, sistem saraf, dan pembuluh darah yang disebabkan oleh berbagai faktor. Perajin bunga papan merupakan salah satu pekerjaan yang berisiko terpapar bahaya ergonomi akibat banyaknya postur janggal pada proses kerjanya. Penelitian ini dirancang sebagai landasan merumuskan solusi pencegahan MSDs pada perajin bunga papan di Kota Jember melalui analisis faktor risiko individu dan faktor pekerjaan.
Penelitian ini dilaksanakan di 6 florist yang terletak di Kota Jember. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kuantitatif dengan desain studi cross sectional. Sebanyak 31 perajin bunga papan menjadi sampel penelitian yang dipilih menggunakan teknik total sampling. Data variabel keluhan MSDs dan faktor individu (usia, jenis kelamin, kebiasaan merokok, kebiasaan olahraga, lama kerja, masa kerja, dan IMT) dikumpulkan melalui wawancara dan pengukuran menggunakan instrumen kuesioner karakteristik individu, Nordic Body Map (NBM), bathroom scale, serta microtoise. Data variabel faktor pekerjaan (tahap kerja dan postur kerja) didapatkan melalui observasi menggunakan instrumen REBA. Tabulasi silang dan penghitungan risk ratio digunakan untuk menganalisis hubungan antara faktor individu dan pekerjaan dengan keluhan MSDs pada perajin bunga papan di Kota Jember.
Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa mayoritas responden berusia ≥ 35 tahun (61,3%), berjenis kelamin pria (77,4%), merupakan perokok sedang (38,7%), jarang berolahraga (67,7%) bekerja selama ≤ 40 jam per minggu (51,6%), berprofesi sebagai perajin bunga papan selama > 3 tahun (64,5%), dan termasuk dalam kategori gemuk (54,8%). Sebanyak 45,2% responden bekerja pada tahap merangkai papan dan 51,6% bekerja dengan postur berisiko MSDs sangat tinggi. Sebanyak 12,9% responden mengalami keluhan MSDs rendah, 45,2% mengalami keluhan MSDs sedang, dan 41,9% mengalami keluhan MSDs tinggi. Bagian tubuh yang paling banyak dikeluhkan yaitu punggung (94%), leher atas (90%), serta bahu dan lengan bawah kanan masing-masing sebanyak 84%. Usia, kebiasaan merokok, kebiasaan olahraga, lama kerja, masa kerja, IMT, dan postur kerja memiliki kecenderungan risiko terhadap keluhan MSDs. Sementara itu, jenis kelamin dan tahap kerja tidak memiliki kecenderungan risiko terhadap keluhan MSDs.
Pemilik usaha sebaiknya membuat kebijakan peregangan, melarang pekerja merokok di tempat kerja, menempel poster edukasi postur kerja, serta menyediakan peralatan kerja yang lebih ergonomis seperti mesin pemotong otomatis, meja dan kursi dengan tinggi yang sesuai dengan badan pekerja, kursi yang dilengkapi sandaran, dan alat pengecatan dengan pegangan yang kuat. Pekerja sebaiknya dapat mengurangi kebiasaan merokoknya, rajin berolahraga low impact aerobic 2 kali seminggu selama 10 – 20 menit, mengatur pola makan yang sehat, melakukan peregangan sebelum bekerja, dan mengistirahatkan bagian tubuh secara berkala terutama saat mulai terasa lelah. Pekerja juga harus menyesuaikan letak objek kerja agar dekat dengan tubuh sehingga pekerjaan dapat dilakukan dengan nyaman dalam posisi duduk. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat melanjutkan penelitian faktor risiko MSDs pada perajin bunga papan di wilayah lain dengan sampel yang lebih besar sehingga dapat menjadi acuan umum risiko MSDs pada perajin bunga papan. Peneliti berikutnya juga diharapkan dapat merancang desain peralatan kerja merangkai bunga papan yang lebih ergonomis bagi pekerja. Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan Usaha Kecil Menengah diharapkan dapat melakukan pembinaan dan pendampingan kepada pengusaha florist untuk melakukan tindakan pencegahan dan penanggulangan MSDs di tempat kerja.
Collections
- UT-Faculty of Public Health [2227]