Analisis Wacana Kritis terhadap Konten YouTube Lebih dari TV dalam Kanal YouTube Skinnyindonesian24 (Polarisasi Media Sosial)
Abstract
Saat ini dampak polarisasi media sosial semakin masif dirasakan. Tanpa kita sadari media sosial seperti YouTube mengkotak-kotakkan kita sebagai pengguna berdasarkan hal yang kita sukai dan minati serta bertujuan agar kita menghabiskan waktu lebih lama bermedia sosial. Melalui fenomena tersebut, salah satu YouTuber yang sudah lama berkarya di YouTube, yakni skinnyindonesian24 mengangkat fenomena polarisasi media sosial ke dalam konten video yang berjudul “YouTube Lebih dari TV”. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mendeksripsikan wacana dimensi teks, kognisi sosial dan konteks sosial dalam konten video skinnyindonesian24 yang berjudul “YouTube Lebih dari TV” berdasarkan analisis wacana Teun A. Van Dijk; dan (2) mendekripsikan perspektif wacana polarisasi media sosial dalam konten video skinnyindonesian24 yang berjudul “YouTube Lebih dari TV” apakah masih ada indikasi yang bersifat diuntungkan, netral, atau dirugikan bagi masyarakat.
Penelitian ini menggunakan jenis penilitian kualitatif deksriptif dengan pendekatan kritis. Data pada penelitian ini berupa transkripsi dialog atau tuturan dalam konten video skinnyindonesian24 yang berjudul “YouTube Lebih dari TV” serta beberapa screenshoot tanggapan penonton konten tersebut atas fenomena polarisasi media sosial. Sumber data penelitian ini diunduh dari kanal YouTube skinnyindonesian24. Kegiatan penyediaan data menggunakan metode simak, dilanjutkan dengan teknik simak bebas libat cakap. Keseluruhan data dianalisis dengan metode analisis wacana kritis Teun A. Van Dijk.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa skinnyindonesian24 berusaha menyampaikan pandangan, keresahan serta kritikannya terhadap sistem YouTube yang dirasa semakin buruk. Skinnyindonesian24 memandang YouTube lebih berbahaya daripada TV jika sistemnya tetap dibiarkan begitu saja. Pada dimensi teks, skinnyindonesian24 menyampaikan wacana polarisasi media sosial dengan cara eksplisit yang bertujuan untuk memastikan pesan atau maksud yang disampaikan dapat dipahami oleh penontonya secara jelas tanpa terjadinya tafsiran yang salah atau ambigu. Selain itu, pemilihan kata dan bentuk kalimat menggunakan bahasa yang umum dalam percakapan sehari-hari yang bertujuan untuk memengaruhi persepsi, sikap, dan perilaku orang-orang yang menonton konten video tersebut. Pada dimensi kognisi sosial, skinnyindonesian24 dalam menyampaikan setiap teks pada konten video “YouTube Lebih dari TV” berada di bawah kesadaran mental yang baik. Mereka sadar akan tema dan masalah yang diangkat. Pada dimensi konteks sosial, skinnyindonesian24 merupakan YouTuber sekaligus publik figur dengan jumlah pengikut 3,31 juta yang memiliki kekuasaan (power) dan akses (access) dalam membuat konten video “YouTube Lebih dari TV”. Kekuasaan (power) yang dimiliki oleh skinnyindonesian24 dapat membantunya untuk lebih bijak dalam membuat konten video “YouTube Lebih dari TV”. Sedangkan akses yang dimiliki oleh skinnyindonesian24 dapat membantunya untuk menyebarkan pemahaman dan pandanganya terhadap isu permasalahan tersebut serta akan memengaruhi kesadaran penontonnya.
Skinnyindonesian24 mengangkat wacana polarisasi media sosial dalam konten video yang berjudul “YouTube Lebih dari TV” dengan perspektif positif. Tipe perspektif yang demikian dapat dipolakan sebagai [apa ← (positif)]. Sedangkan tematik yang ditampilkan pada konten video tersebut menujukkan perspektif negatif. Tipe perspektif yang demikian dapat dipolakan sebagai [apa ← (negatif)]. Tanggapan yang ditulis oleh penonton merupakan bentuk dari perspektif penonton dalam memandang wacana polarisasi media sosial yang diangkat oleh skinnyindonesian24. Tanggapan yang ditulis dalam memandang wacana polarisasi media sosial sangat beragam. Namun, keberagaman tanggapan tersebut masih dalam satu perspektif yang sama, yakni perspektif positif. Penggunaan kata “terima kasih” dan “salut” menunjukkan perspektif positif penonton terhadap skinnyindonesian24. Tipe perspektif yang demikian dapat dipolakan sebagai [siapa ← (positif)].