dc.description.abstract | Tomat (Lycopersicon esculentum Mill.) merupakan salah satu tanaman
hortikultura yang memiliki nilai ekonomi cukup tinggi. Salah satu varietas yang
banyak dibudidayakan adalah varietas rempai. Kendala yang dihadapi dalam
pemuliaan tanaman tomat melalui kultur jaringan adalah dibutuhkannya faktor
yang dapat meningkatkan pertumbuhan eksplan tanaman tomat. Faktor yang
mempengaruhi keberhasilan kultur in vitro yakni penggunaan media, nutrisi, jenis
eksplan, dan zat pengatur tumbuh. Zat pengatur tumbuh yang biasa digunakan
dari golongan sitokinin adalah 6-benzil aminopurine atau (BAP) dan golongan
auksin adalah 2,4-D (2,4-dichlorophenoyacetic).
Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh dan
konsentrasi optimal dari pemberian BAP dan 2,4-D terhadap induksi kalus serta
mengetahui konsentrasi terbaik hormon BAP terhadap regenerasi eksplan tanaman
tomat. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret-Agustus di Laboratorium
Ekofisiologi dan Kultur Jaringan Tanaman Program Studi Agronomi Fakultas
Pertanian Universitas Jember. Penelitian ini menggunakan rancangan acak
lengkap (RAL) faktorial dengan faktor pertama berupa konsentrasi BAP (0 ppm,
0.5 ppm, 1 ppm, dan 1,5 ppm) dan faktor kedua berupa konsentrasi 2,4-D (0 ppm,
2 ppm, 4 ppm, dan dan 6 ppm) dengan jenis eksplan hipokotil, kotiledon, dan akar
sehingga didapatkan 16 kombinasi perlakuan dan setiap kombinasi perlakuan
diulang sebanyak 3 kali. Selanjutnya eksplan dipindahkan ke media pertunasan
dengan kombinasi hormon BAP 3 taraf (1,5 ppm, 2 ppm, 2,5 ppm). Analisis data
menggunakan ANOVA dan apabila ditemukan hasil yang berbeda nyata, maka
akan dilanjutkan dengan uji DMRT dengan taraf 5%.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa zat pengatur tumbuh BAP dan 2,4-D
berpengaruh terhadap induksi kalus tanaman tomat. Perlakuan terbaik induksi
kalus yaitu B4D1 (BAP 1,5 ppm dan 2,4-D 0 ppm) dengan eksplan hipokotil
dengan rentang waktu 5,33 HST. Kalus yang muncul berwarna putih, putih
kecoklatan, hingga coklat, sedangkan tekstur yang dihasilkan pada seluruh
eksplan adalah remah. Perlakuan yang terbaik dalam kedinian muncul tunas
dimana yaitu B1 (BAP 1,5 ppm) dengan rentang waktu 5,3 HST. Sedangkan
jumlah tunas dan persentase tunas tertinggi ditemui pada perlakuan BAP 2,5 ppm
dengan jumlah tunas 3 dan persentase 33,3%. | en_US |