Pengembangan Sensor Kimia Berbasis PIM (Polymer Inclusion membrane)-TAR-[4-2-Thiazolylazo)Resercinol] sebagai LOT (Lab On Tip) untuk Deteksi Tembaga (Cu) pada Sampel Air Isi Ulang
Abstract
Air adalah sumber daya alam yang sangat vital bagi keberlangsungan hidup manusia dan makhluk hidup lainnya. Pertumbuhan populasi yang terus meningkat menyebabkan peningkatan permintaan akan air bersih dan sehat. Salah satu ancaman utama bagi kualitas air adalah pencemaran oleh logam berat, termasuk tembaga, yang dapat berdampak merusak pada ekosistem dan kesehatan manusia. Tembaga adalah logam yang penting dalam berbagai industri, tetapi pelepasan berlebihan ke lingkungan dapat menyebabkan pencemaran air. Logam berat tembaga dapat menumpuk dalam tubuh makhluk hidup melalui konsumsi air tercemar, dan ini dapat menyebabkan berbagai penyakit dan kerusakan organ tubuh. Oleh karena itu batas maksimum cemaran logam tembaga pada air minum ≤ 2 ppm yang telah diatur oleh Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.492 Tahun 2010.
Berdasarkan hal tersebut penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengembangkan sensor alternatif untuk pendeteksian logam tembaga dengan menggunakan membran PIM yang diimobilisasi TAR [4-(2-Thiazolylazo) Resrcinol] dimana produk dari reaksi antara logam tembaga dengan TAR yaitu komplek Cu-TAR yang akan ditandai dengan perubahan warna. Sampel yang digunakan berupa air isi ulang. Dari penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan suatu metode alternatif untuk deteksi logam tembaga dalam berbagai sampel air isi ulang yang lebih praktis dan murah namun memiliki sensitivitas spesifisitas yang tinggi, respon cepat, dan bisa diaplikasikan secara lebih mudah dibandingkan metode instrumental pada laboratorium.
Fabrikasi sensor kimia pada penelitian ini dengan mengimobilisasi reagen TAR konsentrasi 1000 ppm selama satu malam. Kemudian sensor kimia dilekatkan dalam tip mikropipet berukuran 1000 µL. Optimasi pH dan pH yang terpilih yaitu pH 8. Penelitian ini dilakukan pada sampel produk air isi ulang yang beredar didaerah Universitas Jember. Pengamatan perubahan warna sensor diamati menggunakan program ImageJ untuk mengetahui waktu respon yanng dibutuhkan sensor untuk dapat bereaksi, dan waktu menunjukkan mulai steady state pada menit ke-15. Penentuan linieritas dengan rentang konsentrasi 0 ppm – 3 ppm dengan persamaan regresi y = 6144,981x – 167,8644 dengan koefisien korelasi atau nilai R = 0,999. Nilai batas deteksi (LOD) yang didapatkan adalah 0,0636 ppm sedangkan nilai batas kuantitasi (LOQ) adalah 0,1909 ppm. Pada perhitungan presisi diperoleh nilai RSD = 3,855 %. Pada penentuan akurasi menggunakan sensor PIM-TAR sebagai LOT mendapatkan % recovery rata-rata sebesar 94,602 %. Sensor PIM-TAR sebagai LOT tidak terganggu dengan adanya logam mangan dengan perbandingan terbesar kadar tembaga dan mangan sebesar 1:2.
Berdasarkan hasil aplikasi sensor PIM-TAR sebagai LOT pada sampel, metode sensor PIM-TAR sebagai Lab on Tip (LOT) sebagai pendeteksi logam tembaga dapat digunakan sebagai metode alternatif untuk mengetahui kandungan logam tembaga pada sampel air isi ulang.
Collections
- UT-Faculty of Pharmacy [1469]