Gambaran Histopatologi dan Fungsi Ginjal Rattus norvegicus pada Uji Toksisitas Akut Protein Rekombinan DBL2β-PfEMP1 sebagai Kandidat Vaksin Malaria
Abstract
Malaria akibat Plasmodium falciparum menyebabkan lebih dari 90% kematian akibat malaria di dunia. Salah satu upaya pengendalian penyakit malaria adalah dengan pengembangan vaksin malaria. Patogenesis malaria berat melibatkan Duffy Binding-Like 2β Plasmodium falciparum Erythrocyte Membrane Protein 1 (DBL2β-PfEMP1). Protein rekombinan DBL2β-PfEMP1 terbukti dapat menstimulasi produksi antibodi sehingga berpotensi sebagai kandidat vaksin malaria. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui toksisitas akut pada ginjal tikus (Rattus norvegicus) yang diamati dari gambaran histopatologi dan fungsi ginjal (kadar Blood Urea Nitrogen dan kreatinin serum). Penelitian ini menggunakan 12 tikus yang terdiri atas 10 ekor tikus kelompok perlakuan dan 2 ekor tikus kelompok kontrol. Tikus diinjeksikan protein rekombinan DBL2β-PfEMP1 750 μg per 200 gram berat badan tikus secara subkutan. Serum darah tikus diambil pada hari ke-5, 7, 14 pasca injeksi dan pada hari ke-14 tikus diterminasi untuk selanjutnya dibuat preparat ginjal. Parameter kerusakan ginjal yang diamati pada pemeriksaan histopatologi yaitu adanya infiltrasi sel radang, piknosis, vakuolisasi, dan perdarahan. Tiap parameter tersebut diamati dari lima lapang pandang lalu diskoring. Data kadar BUN dan kreatinin serum hari ke-5, 7, dan 14 diuji dengan Independent T-test sedangkan data skor histopatologi diuji dengan Mann-Whitney dengan hasil tidak ada perbedaan yang signifikan antara kelompok kontrol dengan kelompok perlakuan (p>0,05). Kesimpulan dari penelitian ini yaitu protein rekombinan DBL2β-PfEMP1 sebesar 750 μg tidak memberikan efek toksisitas akut pada ginjal hewan coba.
Collections
- UT-Faculty of Medical [1487]