Hubungan Efikasi Diri dengan Stres pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 di Poli Interna RSD dr. Soebandi Jember
Abstract
Penyandang Diabetes Mellitus (DM) dua kali lebih mudah terserang stres
dibanding dengan orang yang tidak memiliki DM. Diabetes dapat
mengakibatkan tekanan psikologis dan emosional dengan beberapa alasan, seperti
perubahan mendasar pada identitas diri dan mengalami banyak kerugian seperti
kehilangan kebebasan dan spontanitas, pilihan gaya hidup, dan kesehatan. Stres
menyebabkan terganggunya fisik dan psikologis. Stres dalam DM tipe 2 memicu
peningkatan sekresi ketekolamin yang menyebabkan glikogenolisis, hipoglikemia
dan hiperglikemia. Pengelolaan penyakit DM membutuhkan adanya perubahan
perilaku serta pengelolaan diri yang baik. Efikasi diri mempengaruhi perubahan
perilaku dan manajemen diri yang baik pada pasien DM. Seseorang yang
memiliki taraf efikasi diri tinggi dapat menurunkan stres dikarenakan terdapat
kepercayaan dapat mengendalikan masalah yang memicu stres. Penelitian ini
memiliki tujuan untuk menganalisa hubungan efikasi diri dengan stres pada pasien
DM tipe 2 di poli interna RSD dr. Soebandi Jember Penelitian ini menggunakan desain penelitian korelasional dengan metode
pendekatan Cross Sectional yaitu mengkaji hubungan antarvariabel dengan waktu
pengukuran hanya sekali pada satu saat. Jumlah sampel pada penelitian ini
sebanyak 84 responden dengan menggunakan G*Power 3.1.9.4 dan dipilih dengan
teknik consecutive sampling. Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah pasien DM
tipe 2, pasien yang terdiagnosis DM tipe 2, berusia ≥ 15 tahun, bersedia menjadi
responden, pasien mampu berbahasa Indonesia. Data diperoleh menggunakan
kuesioner Diabetes Management Self Efficacy Scale (DMSES) dan kuesioner
Diabetes Distres Scale (DDS). Analasis univariat untuk data karakteristik
demografis yakni jenis kelamin, tingkat pendidikan, pekerjaan, status perkawinan
disajikan dalam bentuk tabulasi distribusi frekuensi. Data numerik usia dan lama
menderita DM disajikan dalam bentuk tabulasi rata-rata dan standar deviasi. Sedangkan data kuesioner efikasi diri dan kuesioner stres pada pasien DM tipe 2
disajikan dalam bentuk kategori. Analisis bivariat mengguanakn uji korelasi
Kendall Tau-c.
Hasil penelitian ini menunjukkan 52,4 % atau 44 dari 84 responden
memiliki efikasi diri sangat tinggi. Nilai rata-rata paling tinggi pada indikator
efikasi diri terkait perawatan kaki dengan hasil 5. Sedangkan pada variabel stres
menunjukkan hasil 50% atau 42 dari 84 responden memiliki tingkat stres ringan
atau tidak stres. Nilai rata -rata paling tinggi pada indikator stres terkait beban
emosi dengan hasil 2,98. Pada uji statistik Kendall Tau-c menunjukkan hasil p
value = 0,089 < 0,05 yang berarti Ha ditolak, artinya tidak terdapat hubungan
yang signifikan antara variabel efikasi diri dengan variabel stres. Semakin tua usia pasien DMT2 maka proses penerimaan terhadap sakit
yang diderita semakin tinggi, hal ini membuat rendahnya tingkat diabetes distress.
Semakin lama menderita dm juga berkaitan dengan kecemasan akan munculnya
komplikasi diabetes dan beban pasien dalam menghadapi komplikasi tersebut
menjadi salah satu penyebab munculnya stres. Penderita DM dengan tingkat
pendidikan yang rendah memiliki tingkat stres yang rendah berkaitan dengan
kurangnya pengetahuan tentang DM sehingga acuh terhadap penyakitnya. Koping
merupakan usaha seseorang untuk mengurangi stres yang merupakan proses
pengaturan (management) beban yang dihadapi. Dukungan keluarga merupakan
suatu pertolongan dari keluarga untuk memberikan kenyamanan fisik dan
psikologis pada keadaan stres. Berdasarkan penjelasan trsebut, tidak hanya efikasi
diri saja yang menjadi faktor pengaruh stres pasien DM tipe. Terdapat faktor lain
seperti; usia, lama menderita DM, dan tingkat pendidikan, koping, dan dukungan
keluarga.
Berdasarkan penjelasan tersebut, tidak terdapat hubungan antara efikasi diri
dengan stress pada pasien diabetes melitus tipe 2 di RSD dr. Soebandi Jember.
Sebagai seorang perawat diharapkan dapat meningkatkan efikasi diri pada pasien
DM tipe 2 antara lain melalui persuasi verbal pada pasien DM tipe 2 sehingga
pasien mampu meningkatkan manajemen dan perawatan diri.
Collections
- UT-Faculty of Nursing [1531]