Efektivitas Tumbuhan Ekor Kucing (Typha latifolia L.) dalam Meningkatkan Kualitas Limbah Cair Industri Karet
Abstract
Tanaman karet merupakan salah satu komoditas perkebunan yang
menunjang perekonomian negara. Kebutuhan produk olahan karet yang tinggi
mendorong peningkatan kegiatan pengolahan karet di Indonesia. Pengolahan getah
tanaman karet menjadi lembaran karet menghasilkan produk buangan berupa
limbah cair karet. Limbah karet dapat menyebabkan permasalahan pada ekosistem
perairan jika dibuang langsung tanpa diolah terlebih dahulu. Hal tersebut
disebabkan oleh kandungan bahan organik dan amonia yang tinggi serta pH limbah
yang rendah. Pengolahan limbah cair industri karet dapat dilakukan secara biologi
menggunakan teknologi fitoremediasi. Salah satu tumbuhan yang berpotensi
sebagai fitoremediator limbah cair industri karet adalah tumbuhan ekor kucing
(Typha latifolia L.). Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan efektivitas
tumbuhan ekor kucing (Typha latifolia L.) dalam meningkatkan kualitas limbah cair
industri karet Perkebunan Sentool, Kabupaten Jember.
Limbah cair industri karet diambil dari Perkebunan Sentool, Desa Suci,
Kecamatan Panti, Kabupaten Jember. Perlakuan fitoremediasi dengan tumbuhan
ekor kucing (Typha latifolia L.) dilakukan selama tujuh hari di Kebun Botani dan
analisis kandungan amonia total, TSS, BOD5 dan pH limbah cair industri karet
sebelum dan sesudah perlakuan fitoremediasi di Laboratorium Ekologi, Jurusan
Biologi FMIPA Universitas Jember. Kadar amonia total, TSS, BOD5 dan pH
limbah cair industri karet dari Perkebunan Sentool sebelum perlakuan fitoremediasi
dibandingkan dengan baku mutu menurut Peraturan Menteri Lingkungan Hidup
Nomor 5 Tahun 2014, kemudian kadar empat parameter tersebut sebelum dan
sesudah perlakuan fitoremediasi ditentukan perbedaan nyata dengan uji T dua
sampel berpasangan dan efektivitasnya dalam menurunkan masing-masing
parameter. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar rata-rata amonia total, TSS, BOD5,
dan nilai pH limbah cair industri karet sebelum dilakukan fitoremediasi tidak
memenuhi baku mutu yang ditetapkan pemerintah. Perlakuan fitoremediasi dengan
menggunakan tumbuhan ekor kucing (T. latifolia L.) terhadap limbah cair industri
karet selama tujuh hari mampu menurunkan kadar TSS, BOD5, dan menaikkan nilai
pH namun tidak mampu menurunkan kadar amonia total. Penurunan kadar TSS dan
BOD5 bersifat efektif karena nilai efektivitas lebih besar dari 50%, yaitu masingmasing 96% dan 83%. Perlakuan fitoremediasi dengan tumbuhan ekor kucing tidak
efektif menaikkan pH yang ditunjukkan oleh nilai efektivitasnya sebesar 26%.
Sementara kadar amonia total mengalami kenaikan setelah difitoremediasi.
Peningkatan kadar amonia total kemungkinan disebabkan oleh proses amonifikasi
protein yang berasal dari lateks. Penurunan kadar BOD5 kemungkinan disebabkan
oleh proses penguraian bahan organik limbah cair industri karet oleh
mikroorganisme yang hidup di zona perakaran tumbuhan T. latifolia L. Penurunan
kadar TSS kemungkinan disebabkan intersepsi, sedimentasi, dan penguraian bahan
organik oleh mikroorganisme yang hidup pada zona rhizosfer akar tumbuhan.
Peningkatan nilai pH disebabkan oleh penurunan kandungan bahan organik pada
limbah setelah dilakukan proses fitoremediasi dan fitoplankton yang membutuhkan
CO2 untuk proses fotosintesis, sehingga kandungan CO2 berkurang.