RAGAM BAHASA PRIA DAN WANITA DALAM FILM SERI LAYANGAN PUTUS KARYA MOMMY ASF
Abstract
Penelitian ini berfokus pada ragam bahasa yang terjadi di dalam film seri
Layangan Putus khususnya pada tokoh pria dan wanita. Ragam bahasa yang terjadi
antara pria dan wanita dalam film seri Layangan Putus memiliki perbedaan maupun
persamaan terlebih dalam hal pemilihan diksi dan topik. Tujuan penelitian ini
adalah untuk mendeskripsikan ragam bahasa wanita dan pria dalam film seri
Layangan Putus karya Mommy Asf serta mengetahui faktor-faktor yang
memengaruhi ragam bahasa wanita dan pria. Adapun manfaat penelitian ini yakni
bagi mahasiswa, khususnya mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia,
penelitian ini dapat dijadikan bahan bacaan serta menambah informasi di bidang
kajian sosiolinguistik. Selain itu bagi peneliti lain, hasil penelitian ini dapat
dijadikan informasi untuk penelitian sejenis yang akan dilakukan pada masa yang
akan datang.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif yaitu
metode yang bertujuan untuk mendeskripsikan keadaan objek penelitian
berdasarkan fakta yang ada. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah
dokumentasi. Penelitian ini menggunakan pendekatan sosiolinguistik karena
masalah yang diteliti dalam penelitian ini yaitu, ragam bahasa pria dan wanita. Data
yang diperoleh dalam penelitian berasal dari dialog atau percakapan antartokoh
dalam film seri Layangan Putus. Penelitian ini berdasarkan teori ragam bahasa
wanita dan pria yang dikemukakan oleh Lakoff dan Wardhaugh yaitu pria
menggunakan bahasa yang lebih kasar dan vulgar dibandingkan wanita karena
kepribadian pria lebih kuat daripada wanita yang lebih lembut. Selain itu pria lebih
cenderung membicarakan perihal pekerjaan serta wanita sedangkan wanita lebih
suka membicarakan penampilan, gaya hidup maupun perasaannya sendiri.
Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa ragam bahasa pria
berdasarkan topiknya memuat hal-hal terkait pekerjaan, wanita, dan masalah
pribadi, sedangkan ragam bahasa wanita memuat hal-hal terkait penampilan,
pekerjaan, perasaan yang sedang mereka rasakan dan masalah pribadi. Berdasarkan
diksinya pria cenderung menggunakan diksi konotasi, sarkas, menggunakan diksi
tertentu dan kata kasar, sedangkan wanita yang menggunakan diksi tertentu dalam
menyebut kecantikan maupun kosmetik, menambahkan kata tertentu dalam
kalimatnya, menggunakan kata sifat dan vulgar. Faktor yang memengaruhi adanya
ragam bahasa pria dan wanita dalam film seri Layangan Putus ialah latar belakang
penutur, status sosial, dan lingkungan penutur.
Berdasarkan temuan saran yang dapat diberikan ialah sebagai berikut. Bagi
pengajar mata kuliah sosiolinguistik di perguruan tinggi, hasil penelitian ini dapat
digunakan sebagai bahan diskusi untuk mata kuliah sosiolinguistik khususnya
kajian ragam bahasa pria dan wanita. Bagi peneliti disarankan untuk dapat meneliti
langsung pada fenomena sosial karena penelitian ini hanya menganalisis ragam
bahasa pria dan wanita di dalam film seri Layangan Putus saja. Penelitian
selanjutnya dapat memfokuskan kajian tentang bahasa laki-laki dan wanita dari
ucapan yang berupa sintaks, pengucapan dan intonasi.