Hubungan Antara Tingkat Konsumsi dan Riwayat Penyakit Infeksi dengan Status Gizi Balita (Studi di Wilayah Kerja Puskesmas Kedungjajang, Kabupaten Lumajang)
Abstract
Sumber daya manusia (SDM) berperan penting dalam berhasilnya pencapaian dan kemajuan suatu negara. Permasalahan gizi pada anak seperti stunting dan wasting masih menjadi perhatian penting. Kematian pada anak bisa saja terjadi apabila anak mengalami kekurangan gizi yang serius. Penyebab kurangnya gizi pada balita terdiri dari dua faktor langsung yaitu faktor makanan dan penyakit infeksi yang saling berkaitan dan saling memengaruhi. Balita yang memiliki riwayat penyakit infeksi berisiko 11,8 kali menderita wasting. Prevalensi balita wasting di dunia sebesar 7,7%, di Asia Tenggara sebesar 8,9%, di Indonesia sebesar 17,7%, di Jawa Timur sebesar 8% dan di Kabupaten Lumajang sebesar 4,6%. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara tingkat konsumsi dan riwayat penyakit infeksi dengan status gizi balita di wilayah kerja Puskesmas Kedungjajang, Kabupaten Lumajang.
Penelitian ini bersifat observasional dengan pendekatan cros-sectional. Penelitian dilakukan pada Bulan Mei-Juni 2022. Populasi dalam penelitian ini adalah 1243 balita dengan 72 sampel balita yang berada di wilayah keja Puskesmas Kedungjajang. Pengambilan sampel dilakukan dengan simple random sampling. Variabel independen dalam penelitian ini adalah karakteristik balita, tingkat konsumsi, riwayat penyakit infeksi, karakteristik ibu, serta status gizi balita sebagai variabel dependen. Teknik pengambilan data dilakukan dengan cara wawancara, observasi dan pengukuran. Instrumen dalam penelitian ini yaitu kuesioner dan formulir food recall 2x24 jam. Pengolahan data dilakukan menggunakan aplikasi atau software SPPS dengan uji Chi-Square.
Hasil analisis univariat menunjukkan bahwa sebagian besar balita berumur 43-58 bulan sebesar 55,6%, sebagian besar balita memiliki jenis kelamin perempuan sebesar 51,4%, dan sebagian besar balita memiliki status gizi baik (normal) sebesar 73,6%. Sebagian besar ibu berumur 23-27 tahun sebesar 51,4%, tamatan SMA 65,3%, tidak bekerja sebesar 52,8%, memiliki pengetahuan gizi yang cukup sebesar 44,4%, dan pendapatan keluarga lebih dari UMK sebesar 73,6%. Tingkat konsumsi zat gizi makro berada dalam kategori normal. Sebagian besar balita tidak memiliki riwayat penyakit infeksi dan berada dalam kategori gizi baik (normal). Analisis bivariat menggunakan uji Chi-Square diperoleh hasil bahwa tingkat konsumsi zat makro memiliki hubungan yang bermakna dengan status gizi balita dengan nilai signifikansi sebesar 0,027 lebih kecil dari 0,05. Riwayat penyakit infeksi balita memiliki hubungan yang bermakna dengan status gizi balita dengan nilai signifikansi 0,000 lebih kecil dari 0,05.
Saran yang diberikan untuk Dinas Kesehatan Kabupaten Lumajang yaitu dapat lebih meningkatkan kegiatan pemberian informasi seputar gizi balita kepada masyarakat khususnya ibu melalui penyuluhan karena masih terdapat ibu dengan pengetahuan gizi yang rendah. Saran untuk Puskesmas Kedungjajang Kabupaten Lumajang dapat memperhatikan dan menangani masalah kesehatan khususnya penyakit infeksi balita karena masih ditemukan adanya penyakit infeksi dan status gizi kurang pada balita. Saran untuk masyarakat khususnya ibu dengan balita di wilayah kerja Puskesmas Kedungjajang Kabupaten Lumajang harus dapat meningkatkan pola asuh dalam pemenuhan asupan makanan balita yang baik dari segi kuantitas maupun kualitas karena masih terdapat balita yang memiliki status gizi kurang. Saran untuk peneliti selanjutnya dapat menggali lebih dalam lagi mengenai variabel-variabel lain di luar penelitian ini yang dapat menjadi faktor risiko status gizi balita.
Collections
- UT-Faculty of Public Health [2227]