dc.description.abstract | Kacang hijau (Vigna radiata L.) merupakan tanaman yang ditanam
sepanjang musim kemarau. Tanaman kacang hijau menjadi populer dan banyak
diminati oleh masyarakat karena memiliki manfaat yang baik bagi kesehatan.
Kacang hijau mengandung serat 2,46 g, protein 21,04 g, karbohidrat 63,55 g, lemak
1,64 g dan air 11,42 g. Kacang hijau juga mengandung potasium, magnesium, fosfat
dan vitaman (A, E dan C). Produksi kacang hijau pada tahun 2018 menurun sebesar
2,7% dari tahun 2017 dan belum dapat memenuhi kebutuhan nasional yang
mencapai 304 ton/tahun untuk berbagai keperluan seperti pangan, benih dan
pangan. Kebutuhan kacang hijau di Indonesia pada tahun 2018 sebesar 304 ton hal
ini tidak sebanding dengan ketersediaan kacang hijau di Indonesia sebesar 234.718.
Produktivitas kacang hijau mulai 2015-2018 tergolong rendah yaitu sebesar 1,18
ton/ha. Produktivitas kacang hijau di Kabupaten Jember pada tahun 2009 sampai
2017 mengalami rendahnya produksivitas sebesar 1,06 ton/ha sedangkan untuk
potensi hasil kacang hijau varietas unggul yang baik yaitu sebesar 2,4 ton/ha
(Balittan, 2014).Berdasarkan pernyataan tersebut rendahnya produktivitas kacang
hijau disebabkan oleh Kabupaten Jember merupakan kota dengan curah hujan
sehingga permasalahan dalam budidaya tanaman yaitu mudah tercucinya unsur
hara. Unsur hara mikro dibutuhkan tanaman dalam jumlah yang tidak terlalu
banyak. Unsur hara ini terdiri dari Fe, Cu, Zn, Mn, Mo, B dan CI. Boron merupakan
salah satu unsur hara mikro yang memiliki peran penting pada tanaman. Boron
tersedia dalam tanah dan mudah tercuci jika terkena pengairan yang tinggi sehingga
permasalahan tanah dalam melakukan budidaya tanaman yaitu defisiensi boron.
Penelitian untuk mengetahui pengaruh boron terhadap pertumbuhan dan
produksi tanaman dilakukan dengan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 9
taraf perlakuan dosis pupuk Boron (B) yaitu 0 mg, 2 mg, 4 mg, 6 mg, 8 mg, 10 mg,
12 mg, 14 mg, 16 mg. Perlakuan Boron (B) diulang sebanyak 5 kali sehingga
menghasilkan unit penelitian sebanyak 45 unit percobaan. Data yang diperoleh dari
percobaan di analisis dengan Analysis Of Variance (ANOVA) untuk mengetahui
pengaruh perlakuan dosis pupuk Boron (B) terhadap hasil tanaman kacang hijau.
Perlakuan yang pengaruh berbeda nyata diuji lanjut menggunakan Duncan Multiple
Range Test (DMRT) dengan taraf α = 5% .
Perlakuan dosis Boron (B) pada taraf berbeda memberikan pengaruh yang
signifikan terhadap peningkatan variabel pengamatan tinggi tanaman, berat segar
akar, berat segar tajuk, berat segar total, berat kering akar, berat kering tajuk, berat
kering total, index klorofil daun, kerapatan stomata, umur berbunga, jumlah polong
pertanaman, jumlah biji pertanaman, bobot biji pertanaman, bobot 100 biji dan
potensi produksi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan B dengan dosis 8
mg, 10 mg dan 12 memberikan pertumbuhan dosis boron terbaik pada pertumbuhan
tanaman kacang hijau dan dosis 8 mg dan 16 mg memberikan produksi terbaik
tanaman kacang hijau | en_US |