Pemanfaatan Kawat Bendrat Terhadap Sifat Mekanik Beton Geopolimer
Abstract
Beton geopolimer adalah beton yang terbentuk dari proses reaksinya pengikatanya berupa reaksi polimerisasi. Reaksi pengikat dari beton geopolimer menggunakan senyawa alkalin. Beton geopolimer juga disebut beton ramah
lingkugan. Beton geopolimer disebut ramah lingkungan karena memanfaatkan bahan sisa limbah sebagai bahannya. Beton geopolimer dibuat tanpa semen sebagai penggantinya abu terbang dengan kandungan silikon dan alumina
(Sumajouw & Dapas, 2013).
Beton geopolimer memiliki sifat getas yang mengakibatkan tidak memiliki kuat tarik yang kuat dan tidak sanggup menahan gaya tarik. Oleh karena itu, banyak peneliti menggunakan beberapa inovasi yang dilakukan. Peneliti menggunakan beberapa bahan inovasi yaitu seperti serabut kelapa, serat bambu, serat ijuk, serat baja dan serat kawat. Tujuan dari penggunaan serat ini untuk mengurangi retakan – retakan yang diakibatkan sifat getas beton (Pratama et al.,
2021).
Dalam penelitian ini tentang pemanfaatan serat kawat bendrat terhadap sifat mekanik beton geopolimer untuk bertujuan mengetahui uji kuat tekan, kuat tarik belah dan kuat tarik lentur murni. Bahan yang digunakan fly ash paiton
sebagai pengganti semen dengan senyawa alkalin aktivator dan katalisator. Perbandingan senyawa 1 : 2,5 dengan molaritas 14 M. Variasi kawat bendrat yaitu 0%, 6%, 12% dan 18% menggunakan benda uji bentuk silinder dan balok. Pengujian yang dilakukan di umur 28 hari.
Hasil kuat tekan umur 28 hari yaitu 4 variari yaitu 0%, 6%, 12% dan 18% kawat bendrat adalah 40.34 Mpa, 40.552 MPa, 40.977 MPa dan 41,189 MPa.
Hasil kuat tarik belah umur 28 hari yaitu 4 variari yaitu 0%, 6%, 12% dan 18% kawat bendrat adalah 2.07 MPa, 2.123 MPa, 2.176 MPa dan 2.229 MPa. 2,229 MPa. 2,229 MPa. Hasil kuat lentur umur 28 hari yaitu 4 variari yaitu 0%, 6%, 12% dan 18% kawat bendrat adalah 4.05 MPa, 4.09 MPa, 4.16 MPa dan 4.25 MPa.
Collections
- UT-Faculty of Engineering [4083]