dc.description.abstract | Antibiotik menjadi lebih lazim sebagai polutan lingkungan, meningkatkan masalah kesehatan
masyarakat. Antibiotik secara rutin digunakan sebagai promotor pertumbuhan dan agen terapeutik
dalam pakan unggas. Karena antibiotik tidak sepenuhnya dimetabolisme dalam jaringan tubuh ayam,
mereka disimpan dalam daging sebagai senyawa induk dan akhirnya dikeluarkan ke lingkungan melalui
kotoran unggas. Pupuk organik berbahan dasar kotoran ayam biasanya didaur ulang ke dalam tanah
untuk memperbaiki struktur dan kesuburan lahan pertanian. Kotoran ayam, sumber nutrisi penting
untuk produktivitas tanaman, juga dapat membawa berbagai infeksi pada manusia yang dapat
membahayakan manusia yang mengonsumsi makanan atau air yang terkontaminasi. Tujuan penelitian
ini adalah mengetahui jenis bakteri patogen dan sifat resistensinya terhadap antibiotik yang berasal dari
kotoran ayam petelur. Sebuah convenience sampling dari lima tempat dilakukan. Sampel serasah
dikumpulkan secara aseptis. Standar CLSI digunakan untuk mengisolasi E. coli dan Proteus spp.
Metode difusi cakram digunakan untuk menentukan kerentanan antibiotik. E. coli dan Proteus spp.
ditemukan pada 80% dan 60% dari sampel, masing-masing. Semua isolat E. coli dan Proteus spp yang
berasal dari kotoran ayam petelur resisten terhadap sulfamethoxazole, ciprofloxacin, cefixime,
tetracycline, amoxiclav, ceftriaxone dan chloramphenicol. Namun, hanya 50% dan 33% yang resisten
terhadap azitromisin. Semua E. coli dan Proteus spp. isolat, yang multidrug resisten. Tidak ada
resistensi yang dilaporkan terhadap cefepime atau imipenem. Kontaminasi kotoran ayam dengan E. coli
dan Proteus spp. mungkin merupakan sumber penularan resistensi antimikroba (RAM) yang kurang
dihargai ke hewan, manusia, dan lingkungan. Hal ini menunjukkan pentingnya strategi One Health
untuk pengawasan dan pengendalian RAM di Jember. Pemantauan bahaya RAM dan tren pada kotoran
ayam dapat dilakukan dengan pengawasan berkelanjutan. | en_US |