Pengaruh Model Problem Based Learning dengan Metode Blended Learning Terhadap Kemampuan Berpikir Spasial Siswa SMA/MA
Abstract
Model pembelajaran yang merekontruksi pada kemampuan memecahkan masalah dengan memanfaatkan kemajuan teknologi sebagai media pembelajaran sangat dibutuhkan untuk meningkatkan kemampuan berpikir siswa. Kemampuan berpikir spasial adalah kemampuan yang harus dimiliki siswa dalam belajar ilmu geografi. Salah satu model pembelajaran yang bisa dimanfaatkan yakni model problem based learning dengan metode blended learning. Fenomena di lapangan yang terjadi masih ada beberapa sekolah yang menerapkan model pembelajaran konvensional, salah satunya SMA Negeri 5 Jember. Pembelajaran menggunakan model problem based learning dengan metode blended learning mampu untuk meningkatkan kemampuan berpikir spasial siswa. Tujuan dari penelitian ini ialah mengkaji pengaruh model Problem Based Learning dengan metode Blended Learning terhadap kemampuan berpikir spasial siswa SMA/MA.
Penelitian eksperimen sebagai jenis penelitian yang dilaksanakan di SMA Negeri 5 Jember. Penentuan sampel penelitian dengan melakukan uji homogenitas nilai hasil ulangan sebelumnya, setelah data dikatakan homogen kemudian memakai metode cluster random sampling. Kemudian menggunakan Teknik undian yang mendapatkan kelas X5 sebagai kelas kontrol dan X6 sebagai kelas eksperimen. Desain penelitian yang digunakan yakni Post-test only control group design. Metode pengumpulan data pada penelitian ini ialah dengan melakukan tes. Teknik analisis data dilakukan dengan uji prasyarat yakni uji normalitas serta uji homogenitas menggunakan uji kolmogrov smirnov. Sesudah semua data dikatakan normal dan homogen maka diteruskan dengan uji hipotesis dengan memakai analisis parametrik.
Hasil test normalitas menunjukkan bahwa nilai signifikansi kemampuan berpikir spasial pada kelas kontrol dan kelas eksperimen semua berada > 0,05 yang artinya terdistribusi normal. Hasil pengaruh model Problem Based Learning dengan metode Blended Learning terhadap kemampuan berpikir spasial siswa SMA/MA diketahui setelah dilakukan uji t nilai sig Lavene test yaitu 0,102 maka dari itu dapat dikatakan bahwa kemampuan berpikir spasial siswa homogen. Data tersebut, setelah dilakukan uji statistic menggunakan Independent sample t-test dapat diketahui bahwa nilai sig ialah 0,000. Jika nilai sig < 0,05 maka Ha diterima dan Ho ditolak. Maka dari itu bisa dikatakan bahwa model Problem Based Learning dengan metode Blended Learning memiliki pengaruh terhadap kemampuan berpikir spasial siswa.
Berdasarkan analisis data yang didapatkan, maka hasil dari penelitian ini yaitu Model Problem Based Learning dengan Metode Blended Learning berpengaruh terhadap kemampuan berpikir spasial siswa SMA/MA. Rata-rata nilai kemampuan berpikir spasial siswa yang menggunakan model Problem Based Learning dengan metode Blended Learning lebih baik dibandingkan dengan nilai kemampuan berpikir spasial siswa yang tidak menggunakan model Problem Based Learning dengan metode Blended Learning.
Kesimpulan dari penelitian ini bahwa model Problem Based Learning dengan metode Blended Learning berpengaruh signifikan terhadap kemampuan berpikir spasial siswa SMA/MA hal ini juga dibuktikan dari perhitungan Indepent sample t-test dengan nilai signifikansi 0,000. Hal ini juga diperkuat dari perolehan nilai post-test pada kelas eksperimen dengan rata-rata nilai 82.