Pengaruh Ekstrak Edamame (Glycine max L. Merril) sebagai Pembersih Gigi Tiruan terhadap Kekasaran Permukaan Resin Akrilik Tipe Heat-Cured
Abstract
Gigi yang hilang sering terjadi karena karies, trauma atau penyakit periodontal sehingga dapat diatasi dengan pemakaian gigi tiruan. Gigi tiruan terdiri beberapa elemen, terutama basis. Basis merupakan bagian penting karena tempat elemen gigi tiruan dan langsung berkontak dengan mukosa. Resin akrilik tipe heat-cured adalah salah satu bahan basis yang banyak digunakan di bidang kedokteran gigi karena tekstur dan warna yang menyerupai gingiva, estetikanya baik, harganya relatif murah serta cara manipulasi yang mudah. Namun, bahan ini juga memiliki sifat porus sehingga cenderung dapat menyerap cairan. Kontak antara basis dengan rongga mulut menyebabkan terbentuknya plak yang meningkatkan Candida albicans sehingga mengakibatkan denture stomatitis. Untuk mencegah kemungkinan ini, dilakukan pembersihan gigi tiruan secara berkala menggunakan bahan pembersih gigi tiruan, meliputi bahan alami dan bahan kimia. Namun, pemakaian pembersih gigi tiruan dengan bahan kimia banyak memiliki efek samping bagi pengguna gigi tiruan sehingga digalakkan penggunaan bahan yang berasal dari alam atau herbal.
Edamame (Glycine max L. Merril) menjadi alternatif bahan alam untuk pembersih gigi tiruan sebab memiliki senyawa bioaktif, seperti flavonoid, saponin, isoflavon, alkaloid, dan tanin yang bersifat sebagai antijamur dan antibakteri. Namun, senyawa flavonoid dalam edamame yang berkontak dengan resin akrilik tipe heat-cured berpotensi menyebabkan permukaan resin tersebut menjadi lebih kasar. Berdasarkan hal tersebut, peneliti ingin mengetahui pengaruh ekstrak edamame (Glycine max L. Merril) konsentrasi 50% atas kekasaran permukaan resin akrilik tipe heat-cured pasca perendaman selama 4 hari dan 11 hari.
Jenis penelitian ini merupakan eksperimental laboratoris dengan rancangan penelitian the pre and post test control group design. Sebanyak 24 sampel resin akrilik tipe heat-cured terbagi dalam empat kelompok yaitu A1 (perendaman pada aquades steril selama 4 hari), A2 (perendaman pada aquades steril selama 11 hari), B1 (perendaman pada ekstrak edamame 50% selama 4 hari) dan B2 (perendaman pada ekstrak edamame 50% selama 11 hari). Uji kekasaran permukaan dilaksanakan sebelum dan setelah perlakuan dengan alat Surface Roughness Tester TR 220. Hasil penelitian dianalisis secara statistika dengan pengujian Two Way ANOVA dan uji Tukey-HSD (Honestly Significant Difference).
Hasil penelitian menunjukkan kelompok resin akrilik yang direndam aquades steril dan ekstrak edamame 50% selama 4 hari dan 11 hari meningkat rata-rata kekasaran permukaannya, terutama kelompok perlakuan selama 4 hari dan 11 hari yang direndam ekstrak edamame 50% mengalami peningkatan kekasaran permukaan paling tinggi. Namun, nilai kekasaran permukaan tersebut masih berada di ambang ideal kekasaran permukaan yang diterima rongga mulut yaitu kurang dari 0,2 µm. Hal tersebut disebabkan karena senyawa flavonoid berikatan dengan gugus ester pada polimer resin akrilik sehingga merusak ikatan C=O pada rantai polimer resin akrilik menjadi terpisah dan terbentuk ruang pada permukaan gigi tiruan yang mengakibatkan permukaan resin akrilik menjadi kasar. Mengacu pada hasil penelitian tersebut, dapat disimpukan bahwa terdapat pengaruh ekstrak edamame 50% yang signifikan terhadap kekasaran permukaan resin akrilik tipe heat-cured pasca perendaman dalam waktu 4 hari dan 11 hari serta pada perendaman ekstrak edamame 50% selama 11 hari menyebabkan peningkatan kekasaran permukaan tertinggi.
Collections
- UT-Faculty of Dentistry [2062]