Administrasi Penyusunan Laporan Realisasi Anggaran pada Badan Pengelola Keuangan Daerah Kabupaten Lumajang
Abstract
Pada abad ke-21 perlu adanya kemampuan dalam menghadapi abad
tersebut, yang dikenal dengan istilah 6C sehingga pembelajaran juga harus
merujuk pada kemampuan tersebut. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi
yang telah dilakukan di kelas V SDN Wonoasih 1 Probolinggo adalah
pembelajaran yang berlangsung cenderung pasif karena masih teacher centered.
Selain itu, penggunaan metode dan model dalam pembelajaran juga monoton. Hal
ini mengakibatkan siswa terkadang merasa bosan ketika pembelajaran
berlangsung. Media gambar sangat sering digunakan sehingga beberapa siswa
masih merasa kesulitan dalam memahami materi. Tidak hanya itu, daya ingat
siswa terhadap materi muatan IPA juga rendah. Indikator yang ingin dicapai
banyak pada ranah C2 hingga C3, namun ada beberapa RPP yang indikatornya
masih C1. Dengan demikian, hal tersebut mengakibatkan HOTS siswa rendah.
Hasil analisis pada prasiklus dapat menunjukkan bahwa HOTS siswa pada
muatan IPA secara klasikal mencapai 43,64% dengan jumlah siswa yang berhasil
mendapatkan nilai di atas KKM ( 70) sebanyak 1 siswa dan rangenya adalah 80.
Hal ini membuktikan bahwa HOTS siswa di kelas V sangat rendah. Selain itu, 30
dari 33 siswa memperoleh nilai di bawah KKM. Rangenya adalah 60 dengan nilai
rata-rata adalah 53,03. Penyebab rendahnya HOTS siswa di kelas V terjadi adalah
karena guru belum pernah menerapkan model pembelajaran yang berorientasi
HOTS, salah satunya ialah model Discovery Learning. Dengan demikian, peneliti
hendak menerapkan model Discovery Learning untuk meningkatkan Higher
Order Thinking Skills pada muatan IPA tentang sifat-sifat benda padat, cair, dan
gas siswa kelas V di SDN Wonoasih 1 Probolinggo.
Collections
- DP-Financial Accounting [181]