dc.description.abstract | Kedelai (Glycine max (L.) Merill) merupakan tanaman semusim yang
dibudidayakan pada musim kemarau karena tidak memerlukan air dalam jumlah
besar. Tanaman kedelai cukup populer di masyarakat karena dilihat dari segi gizi
dan pangan, kedelai menjadi sumber protein nabati yang dapat diolah menjadi
berbagai macam produk pangan, keperluan industri, dan pakan ternak. Konsumsi
kedelai nasional rata-rata pada tahun 2015-2020 sebesar 2.953.022 ton sedangkan
produksi kedelai nasional hanya dikisaran rata-rata 674.843 ton di periode 2015-
2020. Rendahnya produksi nasional kedelai membuat pemerintah melakukan
impor kedelai sebesar 2.670.086 ton pada periode 2015-2020 untuk memenuhi
kebutuhan dalam negeri. Produktivitas kedelai nasional rata-rata pada tahun 2015-
2020 sebesar 1,48 ton/ha dengan luas lahan sebesar 455.975 ribu hektar.
Produktivitas tanaman kedelai di Kabupaten Jember pada tahun 2017 rendah yaitu
sebesar 1,69 ton. Potensi kedelai unggul salah satunya adalah varietas anjasmoro
sebesar 2,25 ton/ha. Penyebab rendahnya produktivitas kedelai yaitu adanya
cekaman biotik seperti serangan hama penyakit maupun cekaman abiotik seperti
cekaman kekeringan yang disebabkan oleh perubahan iklim global. Penyebab
lainnya yaitu karena adanya curah hujan tinggi yang menyebabkan nutrisi di
dalam tanah terkuras baik unsur hara makro maupun mikro.
Salah satu unsur hara mikro penting adalah silika. Silika pada tanaman
berperan dalam meningkatkan resistensi tanaman terhadap cekaman biotik dan
abiotik. Peran silika dalam toleransi tanaman terhadap stress abiotik yaitu dengan
meningkatkan aktivitas enzim dan metabolit antioksidan serta membantu
meningkatkan efisiensi dari osmoregulator dengan mempengaruhi tingkat
kandungan air, menurunkan kehilangan air dari transpirasi, dan mengatur kecukupan hara. Kecukupan hara silika dalam tanah berkisar 75% hingga 95%
dan defisiensi apabila <75% yang tersedia dalam tanah. Ketersediaan unsur hara
silika dalam tanah di Kabupaten Jember tergolong rendah yaitu 24% hingga 35%
sehingga perlu dilakukan penambahan unsur hara silika.
Cekaman kekeringan merupakan salah satu faktor abiotik yang menjadi
penghambat dalam kegiatan produksi tanaman seperti tanaman kedelai. Kadar air
media tanam yang rendah akan berpengaruh pada proses fisiologi tanaman seperti
penurunan laju fotosintesis, transpirasi, serta menghambat pertumbuhan dan hasil
tanaman kedelai. Kondisi defisit air akibat rendahnya kadar air pada media tanam
akan memberikan respon yang berbeda pada setiap tahap pertumbuhan dan
perkembangan tanaman kedelai pada fase vegetatif maupun generatif dan akan
berdampak pada penurunan hasil panen.
Penelitian untuk mengetahui pengaruh konsentrasi pupuk silika dan kadar
air media tanam terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman kedelai dilakukan
dengan menggunakan RAK (rancangan Acak Kelompok) dengan 2 faktor, 3 kali
ulangan dan terdapat 12 kombinasi perlakuan dengan total 48unit percobaan.
Faktor pertama adalah konsentrasi pupuk silika (S) dengan 4 taraf yaitu tanpa
silika (S0), konsentrasi 50ppm (S1), konsentrasi 100ppm (S2), konsentrasi
150ppm (S3), sedangkan faktor kedua adalah kadar air media tanam dengan 3
taraf yaitu 100% kapasitas lapang (P0), 75% kapasitas lapang (P1), dan 50%
kapasitas lapang (P2). Parameter pertumbuhan dan hasil tanaman yang diamati
antara lain yaitu tinggi tanaman, luas daun, kadar klorofil daun, kerapatan
stomata, umur berbunga, berat segar akar, berat segar tajuk, berat kering akar,
berat kering tajuk, jumlah polong pertanaman, jumlah biji pertanaman, bobot biji
pertanaman, dan potensi produksi. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan
ANOVA (Analysis of Varians) dan apabila pengaruhnya berbeda nyata (F-hit > Ftab) dilakukan uji lanjut DMRT (Duncan Multiple Range Test) dengan taraf
kepercayaan 95%.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa perlakuan
konsentrasi silika 150 ppm dan kadar air media tanam 100% kapasitas lapang
memberikan pengaruh terbaik pada variabel indeks klorofil daun, kerapatan stomata, umur berbunga, berat segar akar, berat segar tajuk, berat segar total, berat
kering akar, berat kering tajuk, berat kering total, jumlah polong pertanaman,
jumlah biji pertanaman, bobot 100 biji, bobot biji pertanaman, dan potensi
produksi. Perlakuan konsentrasi pupuk silika hingga 150 ppm memberikan
pengaruh berbeda tidak nyata pada variabel tinggi tanaman dengan rentang 87,12
cm hingga 89,10 cm, dan pada luas daun dengan rentang 601,67 hingga 646,29
cm
2
. Perlakuan kadar air media tanam 100% kapasitas lapang memberikan
pengaruh berbeda sangat nyata terhadap variabel tinggi tanaman sebesar 96,56 cm
dan luas daun sebesar 655,47 cm2
. Pemberian konsentrasi silika 150 ppm dapat
meningkatkan ketahanan tanaman terhadap kadar air media tanam 75% kapasitas
lapang dengan menghasilkan berat segar tajuk sebesar 38,71 gram dan berat segar
total sebesar 44,80 gram. Pemberian konsentrasi silika 150 ppm dapat
meningkatkan ketahanan tanaman terhadap kadar air media tanam 50% kapasitas
lapang dengan menghasilkan umur berbunga 28,33 hst, berat segar akar sebesar
6,35 gram, berat kering akar sebesar 1,33 gram, berat kering tajuk sebesar 8,35
gram, berat kering total sebesar 9,69 gram, jumlah polong pertanaman sebanyak
54,33 polong, jumlah biji pertanaman sebanyak 158 biji, bobot 100 biji sebesar
15,17 gram, bobot biji pertanaman sebesar 19,35 gram, dan potensi produksi
sebesar 2,42 ton/ha | en_US |