Optimasi Hydroxypropyl Methylcellulose dan Natrium Karboksi Metil Selulosa pada Tablet Kaptropil sebagai sistem Floating Mucoadhesive Metode Desain Faktorial
Abstract
Hipertensi merupakan suatu kondisi terjadinya peningkatan tekanan darah (BP) arteri (sistolik dan distolik) secara persisten. Komplikasi hipertensi dapat mengenai berbagai organ tertarget seperti pembuluh darah di jantung, otak, ginjal dan mata (Kimble, 2009). Kaptropil merupakan first-line terapi dalam pengobatan hipertensi, yang termasuk dalam golongan Angiotensin-Converting Enzyme Inhibitor (ACEI). Kaptropil memiliki waktu paruh yang singkat yaitu 2-3 jam dan frekuensi pemberian obat mencapai 3-4 kali dalam sehari, sehingga cocok untuk dibuat formulasi gastroretentive (Gandhi et al.,2012). Salah satu sistem penghantaran obat lepas lambat gastroretentive adalah dengan kombinasi sistem floating-mucoadhesive , yaitu membuat sediaan dapat mengapung dan menempel pada mukosa lambung selama 12 jam. Tujuan dari sistem floating yaitu saat pelepasan sediaan terjadinya pengosongan cairan lambung maka menyebabkan sediaan tidak dapat mengapung, sehingga diperlukan kombinasi sistem mucoadhesive karena jika terjadi pengosongan cairan lambung sediaan dapat melepaskan bahan aktif pada mukosa lambung. Formulasi sediaan dengan sistem floating-mucoadhesive membutuhkan polimer agar dapat mengontrol laju pelepasan obat. Polimer yang digunakan pada penelitian ini adalah HPMC sebagai polimer sistem floating dan CMC Na sebagai polimer sistem mucoadhesive . Kedua polimer ini selanjutnya dilakukan optimasi dengan tujuan untuk menentukan dan melihat efek terhadap beberapa faktor atau variabel yang berbeda dan interaksi yang secara signifikan dari kedua polimer serta interaksi keduanya terhadap respon yang telah ditentukan menggunakan metode desain faktorial. Respon yang digunakan meliputi floating lag time, floating duration time dan uji mucoadhesive dengan metode wash off. Evaluasi yang dilakukan adalah pengujian campuran serbuk dan tablet. Evaluasi terhadap campuran serbuk antara lain: dilakukan pengujian sifat alir dan pengujian homogenitas. Hasil pengujian sifat alir menunjukkan bahwa keempat formula memiliki sifat alir yang buruk, tetapi hasil pengujian homogenitas menunjukkan campuran serbuk keempat formula tercampur dengan homogen yang ditunjukkan dengan nilai koefisien variasi <6%. Dilakukan evaluasi terhadap tablet antara lain : uji keseragaman kandungan, uji kekerasan, uji kerapuhan tablet, uji kemampuan mengapung tablet dan uji kekuatan mucoadhesive . Tablet yang dihasilkan memiliki sifat fisik baik dengan bobot tablet yang seragam yaitu memiliki nilai AV ≤ nilai L1% (15,0), kekerasan sesuai persyaratan yaitu 4-8 kg, dan nilai kerapuhan kurang dari 1%. Pada pengujian kemampuan mengapung menunjukkan bahwa floating lag time
FIII>FII>FIV>FI sehingga FIII memiliki kemampuan mengapung paling cepat dibandingkan formula lainnya dan keempat formula dapat bertahan selama lebih dari 12 jam. Pengujian kemampuan mucoadhesive menunjukkan hasil FIV>FIII>FII>FI hasil penelitian menunjukkan semakin meningkatnya konsentrasi CMC Na menghasilkan peningkatan kekuatan mucoadhesive .
Hasil penelitian selanjutnya dilakukan penentuan formula optimum dengan menggunakan Design expert 13.0 dengan menambahkan hasil data respon yang didapatkan yaitu meliputi floating lag time, floating duration time dan uji mucoadhesive dengan metode wash off. Pada hasil penentuan formula optimum menggunakan Design expert 13.0 didapatkan bahwa interaksi HPMC dan CMC Na meningkatkan respon floating lag time, tidak ada pengaruh signifikan terhadap floating duration time dan menurunkan respon mucoadhesive .Formula optimum dari desain faktorial menggunakan Design expert 13.0 yaitu pada FIII dengan hasil respon floating lag time yaitu 93,33 detik; hasil respon floating duration time yaitu 12 jam dan hasil respon uji mucoadhesive yaitu 57,33 dengan komposisi HPMC 75 mg dan CMC Na 90 mg digunakan untuk berat tablet 400 mg. Formula optimum yang didapat selanjutnya dilakukan verifikasi formula optimum menggunakan One sample T-test dengan tujuan untuk membandingkan hasil prediksi desain faktorial dengan hasil percobaan memiliki perbedaan yang signifikan atau tidak. Hasil One sample T-test yaitu menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan antara hasil respon percobaan dengan nilai respon prediksi melalui One sample T-test karena nilai p-value yang diperoleh dari seluruh respon >0,05.Selanjutnya dilakukan uji pelepasannya menggunakan uji disolusi selama 8 jam diharapkan dapat menunjukkan efiensi disolusi pada waktu 480 menit dan hasil uji pelepasan disolusi dimasukkan ke dalam aplikasi disolusi menggunakan DD Solver sehingga didapatkan bahwa profil pelepasan terbaik menghasilkan persamaan model Korsmeyer-Peppas dengan nilai r2 0,97365379.
Collections
- UT-Faculty of Pharmacy [1469]