Pengembangan Instrumen Tes Kemampuan Geometri Berdasar Teori VAN HIELE pada Materi Bangun Datar Kelas IV
Abstract
Salah satu materi yang harus dikuasai peserta didik pada tingkat Sekolah
Dasar adalah bangun datar. Materi bangun datar terdiri dari bangun segitiga,
segiempat, segi banyak, dan geometric terms. Pembelajaran matematika pada
materi bangun datar dianggap sulit, karena materi ini menuntut peserta didik
untuk menggambar memahami bentuk, bangun, dan bagian-bagiannya. Kesulitan
peserta didik pada materi terkait visualisasi bangun sejalan dengan teori Van Hiele
yang terfokus pada visualisasi bangun, sifat bangun, hubungan antar bangun, dan
membuktikannya. Tes merupakan cara untuk mengukur kemampuan peserta didik
dalam suatu materi. Berdasarkan wawancara, penelitian ini difokuskan pada
pembuatan soal tes guna mengukur kemampuan peserta didik dalam memahami
bangun dan keterhubungan bangun. Tes terdiri dari 5 seri yang setiap serinya
memiliki 25 butir soal.
Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu: (a) bagaimanakah hasil
pengembangan instrumen tes kemampuan geometri berdasar teori Van Hiele pada
materi bangun datar Kelas IV?, dan (b) bagaimanakah efektivitas hasil
pengembangan instrumen tes kemampuan geometri berdasar teori Van Hiele pada
materi bangun datar Kelas IV?
Jenis penelitian ini adalah penelitian R&D. Data dan sumber data yang
digunakan untuk mengembangkan soal terkait materi bangun datar adalah hasil
belajar peserta didik sebagai acuan dalam menganalisis kesulitan peserta didik
dalam mempelajari materi bangun datar, buku guru kurikulum 2013 Kelas I
sampai Kelas IV, buku peserta didik kurikulum 2013 edisi revisi 2017 Kelas I
hingga Kelas IV sebagai acuan batasan materi, dan hasil TIMSS 2015 (Publikasi 2016) sebagai acuan dalam menentukan kemampuan geometri peserta didik
Indonesia secara keseluruhan.
Pengembangan instrumen tes ini dilakukan dengan cara analisis butir soal
secara kualitatif dan kuantitatif. Analisis secara kualitatif dilakukan dengan
meminta masukan dan saran dari 2 ahli untuk menilai dari aspek materi,
konstruksi, dan bahasa. Analisis kuantitatif dilakukan dengan melakukan uji
validitas, uji reliabilitas, tingkat kesukaran soal, dan daya pembeda soal. Soal tes
yang telah dinyatakan layak diujikan sebanyak 25 soal setiap serinya dilakukan
analisis secara kuantitatif.
Hasil uji coba terbatas pertama diketahui tidak ada satupun soal yang valid
dari kelima seri, pada uji coba terbatas pertama soal dinyatakan reliabel, rata-rata
tiap seri memiliki 15 soal dengan tingkat kesukaran sedang, dan rata-rata tiap seri
memiliki 15 soal dengan kategori daya pembeda baik. Hasil uji coba terbatas
kedua diketahui 25 soal dikategorikan valid dari kelima seri, soal dinyatakan
reliabel, rata-rata tiap seri memiliki 20 soal dengan tingkat kesukaran sedang, dan
rata-rata tiap seri memiliki 25 soal dengan kategori daya pembeda baik. Hasil uji
coba luas diketahui 25 soal dikategorikan valid dari kelima seri, soal dinyatakan
reliabel, rata-rata tiap seri memiliki 16 soal dengan tingkat kesukaran sedang, dan
rata-rata tiap seri memiliki 25 soal dengan kategori daya pembeda baik. Uji
efektivitas instrumen tes dilakukan pada dua sekolah berbeda dengan persentase
peserta didik tuntas di atas 70%.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, maka saran yang dapat diberikan
yaitu: (a) bagi guru, dapat dijadikan acuan dalam mengetahui kemampuan
geometri peserta didik dan menjadi pertimbangan dalam mengambil keputusan
serta mengetahui kesulitan peserta didik, (b) bagi peserta didik, dapat menjadi
latihan soal yang dapat meningkatkan kemampuan serta mengetahui kemampuan
diri khususnya dalam materi geometri, (c) bagi peneliti, dapat menjadi suatu
pelajaran dan bekal untuk mengajar nantinya, dan (d) Bagi peneliti lain, dapat
digunakan sebagai referensi untuk mengembangkan penelitian yang sejalan
maupun penelitian lain.