Analisis Faktor Higienitas dan Sanitasi Lingkungan sebagai Determinan Infeksi Soil-Transmitted Helminths pada Petani dan Peternak di Sukowono dan Jelbuk Kabupaten Jember
Abstract
Infeksi cacing usus yang ditransmisikan melalui tanah (Soil-Transmitted Helminths) terdiri dari A. lumbricoides, T. trichiura, hookworm, S. stercoralis masih sering ditemukan dalam masyarakat. Penyebaran infeksi STH terjadi apabila terkontaminasi telur atau larva. Faktor risiko infeksi STH terdiri dua aspek, yaitu higienitas dan sanitasi lingkungan. Apabila faktor tersebut tidak dilakukan dengan baik akan meningkatkan risiko terinfeksi STH. Tujuan umum penelitian ini untuk mengetahui analisis faktor higienitas dan sanitasi lingkungan sebagai determinan infeksi soil-tranmitted helminths pada petani dan peternak di Kecamatan Sukowono dan Jelbuk Kabupaten Jember.
Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian analitik observasional dengan desain cross sectional. Perilaku yang diamati pada penelitian ini yaitu higienitas dan sanitasi lingkungan dari hasil pengisian kuisioner. Subjek penelitian dipilih berdasarkan kriteria inklusi dan ekslusi. Sampel yang digunakan untuk diamati berupa feses menggunakan metode konsentrasi (sedimentasi) dan pewarnaan lugol. Identifikasi STH dilakukan pengamatan di bawah mikroskop perbesaran 40x – 100x sesuai dengan pedoman buku parasitologi kedokteran dan WHO. Analisis data dilakukan secara dua tahap, yaitu analisis bivariat menggunakan uji chi-square dan analisis multivariat menggunakan uji regresi logistik ganda dengan menggunakan aplikasi JMP analysis statistic.
Hasil pemeriksaan menunjukkan terdapat 6 subjek penelitian (13%) terinfeksi STH dari total 46 sampel. Hasil karakteristik mayoritas berjenis kelamin perempuan, usia 21-45 tahun (dewasa), dan tingkat pendidikan akhir sekolah dasar. Hasil analisis bivariat kategori variabel yang memiliki hubungan signifikan terhadap infeksi STH yaitu mencuci tangan (p=0,008), memotong kuku (p=0,048), ketersediaan jamban (p=0,041), dan ketersediaan air bersih (p=0,023). Hasil analisis multivariat didapatkan faktor yang memiliki pengaruh paling besar terhadap infeksi STH yaitu memotong kuku (p=0,018) dan ketersediaan air bersih (p=0,019) menjadi faktor protektif. Subjek penelitian dengan perilaku jarang memotong kuku dan tidak adanya ketersediaan air bersih memiliki probabilitas untuk mengalami infeksi STH sebesar 90,7%, sehingga pentingnya upaya pencegahan melalui perilaku higienitas dan sanitasi lingkungan dengan baik bisa diterapkan dalam kegiatan sehari-hari agar terhindar dari infeksi STH.
Collections
- UT-Faculty of Medical [1487]