Studi Kepatuhan Pasien Hipertensi di Puskesmas Way Jepara Lampung menggunakan Kuesioner Hill-Bone
Abstract
Hipertensi merupakan kondisi dimana seseorang mengalami peningkatan pada tekanan darah di atas nilai normal yaitu nilai sistolik ≥140 mmHg dan atau diastolik ≥90 mmHg secara persisten. Hipertensi merupakan penyakit silent killer yang tidak dapat disembuhkan namun dapat dikontrol. Oleh karena itu, dibutuhkan pengobatan dalam jangka waktu yang panjang bahkan seumur hidup untuk mencegah terjadinya komplikasi, kegagalan terapi, dan timbulnya efek samping yang merugikan hingga berakibat fatal. Faktor yang penting dalam keberhasilan terapi yaitu kepatuhan dalam menjalani pengobatan untuk mengontrol tekanan darah sehingga pengukuran tingkat kepatuhan penggunaan obat sangat penting untuk dilakukan. Tingkat kepatuhan pasien dalam mengonsumsi obat dapat diukur menggunakan beberapa metode, salah satunya yaitu kuesioner. Kuesioner Hill-Bone merupakan kuesioner yang dapat digunakan untuk mengukur kepatuhan pada pasien hipertensi dan telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia serta dinyatakan valid dan variabel dengan hasil final 11 butir pertanyaan. Selain mengukur kepatuhan pengobatan, kuesioner tersebut dapat mengukur jumlah asupan garam, kepatuhan berdasarkan pengobatan dan ketepatan kunjungan ke dokter. Tujuan dilakukan penelitian ini untuk mengetahui karakteristik sosiodemografi, profil pengobatan dan kepatuhan pasien serta menganalisis hubungan antara karakteristik sosiodemografi dan profil pengobatan terhadap skor kepatuhan pasien hipertensi di Pukesmas Way Jepara Lampung.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian cross-sectional dengan metode pengambilan sampel purposive sampling. Sampel dalam penelitian ini yaitu peserta Prolanis dan pasien hipertensi rawat jalan yang berusia ≥18 tahun yang pernah menjalani minimal satu kali pengobatan hipertensi di Puskesmas Way Jepara Kabupaten Lampung Timur. Karakteristik responden mayoritas berjenis kelamin perempuan dengan rata-rata usia 59 tahun dan pendidikan terakhir SD serta tidak bekerja. Sebagian besar responden menggunakan jaminan kesehatan, tidak menggunakan obat alternatif dan memiliki penyakit penyerta. Selain itu, obat antihipertensi yang paling banyak diterima yaitu captopril dan penggunaan obat antihipertensi secara tunggal lebih banyak dibandingkan penggunaan secara kombinasi. Nilai rata-rata skoring kepatuhan pasien hipertensi di Puskesmas Way Jepara yaitu 20,79 ± 3,354. Kemudian dilakukan analisis untuk melihat hubungan antara karakteristik sosiodemografi dan profil pengobatan responden terhadap skor kepatuhan menggunakan SPSS dengan uji Spearman dan Mann-Whitney. Terdapat hubungan antara karakteristik jenis kelamin, tingkat pendidikan dan pekerjaan terhadap tingkat kepatuhan pasien hipertensi (p<0,05). Sedangkan usia, jarak ke Puskesmas, penggunaan jaminan kesehatan, penggunaan obat alternatif, penyakit penyerta dan penggunaan obat tunggal atau kombinasi tidak berhubungan dengan kepatuhan pasien hipertensi.
Collections
- UT-Faculty of Pharmacy [1469]