Show simple item record

dc.contributor.authorPRATIWI, Nadya Eka
dc.date.accessioned2023-06-11T22:14:36Z
dc.date.available2023-06-11T22:14:36Z
dc.date.issued2023-03-30
dc.identifier.nim191510601085en_US
dc.identifier.urihttps://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/116766
dc.descriptionFinalisasi repositori 07 Juni 2023_Kurnadien_US
dc.description.abstractBeras merupakan komoditas strategis yang dijadikan sebagai sumber makanan pokok bagi masyarakat Indonesia. Kedudukan beras menjadi penting karena mempengaruhi kebijakan bahan pangan lain utamanya kebijakan harga. Pergerakan harga beras yang kian hari kian fluktuatif mengakibatkan harga dari segi produsen dan konsumen menjadi perhatian. Provinsi Jawa Timur menjadi sentra penghasil beras terbesar di Indonesia dibandingkan dengan 33 provinsi lainnya. Pentingnya keberadaan beras sehingga produksi beras harus tetap terjaga untuk mengimbangi tingginya konsumsi beras oleh masyarakat Indonesia. Pada masa pandemi covid-19 terjadi perubahan harga yang membuat harga gabah di tingkat produsen menurun sedangkan harga beras di tingkat konsumen meningkat. Penurunan harga di tingkat produsen disebabkan karena daya beli masyarakat yang rendah akibat menurunnya tingkat pendapatan dan banyaknya pemutusan hubungan kerja. Peningkatan harga di tingkat konsumen disebabkan karena stok pasokan yang berkurang akibat kebijakan PSBB yang membuat distribusi terhambat sehingga penawaran berkurang. Perubahan harga yang tidak selaras perlu dikaji guna melihat apakah terdapat perbedaan integrasi pada masa sebelum dan selama pandemi covid-19. Perlu adanya penelitian terkait integrasi pasar produsen dan konsumen guna menjaga kestabilan harga beras agar beras dapat dijangkau oleh masyarakat dengan harga yang sepadan serta petani tidak merasa dirugikan akibat banyaknya lembaga pemasaran yang terlibat didalamnya. Disamping itu, penelitian dilanjutkan untuk melihat transmisi harga yang berkaitan dengan informasi antar pasar sudah tersampaikan secara sempurna atau tidak. Apabila informasi mengenai perubahan terlambat tersampaikan maka akan merugikan pihak pertama yaitu petani selaku produsen dalam menentukan harga jual kedepannya. Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis mengenai integrasi pasar dan transmisi harga komoditas beras di Provinsi Jawa Timur sebelum dan selama pandemi Covid-19. Penetapan daerah penelitian dilakukan secara purposive methode atas pertimbangan yaitu Provinsi Jawa Timur sebagai sentra penghasil beras terbesar di Indonesia. Metode penelitian yang digunakan yaitu analisis kuantitatif dengan analitik deskriptif. Metode analitik digunakan untuk menjawab permasalahan mengenai integrasi pasar dan transmisi harga komoditas beras di Provinsi Jawa Timur sebelum dan selama pandemi covid-19, sedangkan metode deskriptif digunakan untuk menggambarkan proses perubahan harga beras di Provinsi Jawa Timur sebelum dan selama pandemi covid-19 menggunakan data mingguan yang disajikan melalui grafik dan tabel. Data yang digunakan yaitu data mingguan (time series) mulai dari tahun 2018 – 2022. Integrasi pasar dan transmisi harga dianalisis dengan metode VAR/VECM menggunakan bantuan perangkat lunak Excel 2013 dan Eviews 7. Hasil analisis menunjukkan bahwa 1) Hasil integrasi pasar beras sebelum pandemi covid-19 berdasarkan uji kointegrasi johansen menunjukkan nilai trace statistic lebih besar daripada nilai critical value yaitu (12,87492) > (4,129906) pada taraf nyata 5% sehingga terdapat hubungan kointegrasi atau keseimbangan jangka panjang antara harga di tingkat produsen dan konsumen beras di Provinsi Jawa Timur. Sedangkan, hasil integrasi pasar beras selama pandemi covid-19 berdasarkan uji kointegrasi johansen menunjukkan nilai trace statistic lebih besar daripada nilai critical value yaitu (42,97456) > (4,129906) sehingga terdapat hubungan kointegrasi atau keseimbangan jangka panjang antara harga di tingkat produsen dan konsumen beras di Provinsi Jawa Timur. Berdasarkan hasil kausalitas granger data sebelum pandemi covid-19 menunjukkan variabel yang terkointegrasi vertikal memiliki hubungan satu arah antara PKONS does not Granger cause PPROD menunjukkan hasil F-hitung sebesar 3,05964 dan nilai probabiliti 0,0045 nyata signifikansi pada taraf 5% sehingga pasar konsumen lebih dominan dalam menentukan harga beras. Sedangkan, berdasarkan hasil kausalitas granger data selama pandemi covid-19 menunjukkan kedua variabel tidak saling berhubungan karena nilai probabiliti yang melebih taraf nyata 5%. 2) Hasil transmisi harga berdasarkan perhitungan Elastisitas Transmisi Harga pada pasar beras di tingkat produsen dan konsumen sebelum pandemi covid-19 menunjukkan bahwa transmisi harga berjalan tidak sempurna sehingga apabila terjadi kenaikan pada pasar konsumen tidak selalu direspon oleh pasar produsen. Sedangkan, terjadi transmisi harga tidak sempurna pada pasar beras di tingkat produsen dan konsumen selama pandemi covid-19 namun karena kedua variabel tidak terintegrasi maka tidak saling mempengaruhi.en_US
dc.description.sponsorshipDosen Pembimbing Utama : Ahmad Zainuddin, S.P., M.Sien_US
dc.language.isootheren_US
dc.publisherFakultas Pertanianen_US
dc.subjectBerasen_US
dc.subjectHarga Konsumenen_US
dc.subjectHarga Produsenen_US
dc.subjectIntegrasi Pasaren_US
dc.subjectTransmisi Hargaen_US
dc.titleIntegrasi Pasar dan Transmisi Harga Komoditas Beras di Provinsi Jawa Timur Sebelum dan Selama Pandemi Covid-19en_US
dc.typeSkripsien_US
dc.identifier.prodiAgribisnisen_US
dc.identifier.pembimbing1Ahmad Zainuddin, S.P., M.Sien_US
dc.identifier.validatorratnaen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record