Efektivitas Infusa Kulit Bawang Merah dalam Mencegah Penurunan Tinggi Silia Trakea Tikus Wistar yang Terpapar Asap Rokok
Abstract
Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) merupakan penyebab kematian ketiga dunia, meliputi bronkitis kronis dan emfisema. Prevalensi bronkitis kronis secara global mencapai 74% dari pasien PPOK sedangkan di Indonesia penderita bronkitis kronis terakhir tercatat sejumlah 1,6 juta jiwa. Sebanyak 75% kasus bronkitis kronis disebabkan oleh asap rokok. Indonesia merupakan negara dengan jumlah perokok terbanyak ASEAN tahun 2013, yakni 65,19 juta perokok. Pada tahun 2015, WHO menunjukkan jumlah perokok aktif di Indonesia sejumlah 72.723.300 dan diperkirakan akan meningkat pada tahun 2025 mencapai 96.776.800 perokok. Konstituen toksik asap rokok dapat mengakibatkan inflamasi persisten, stres oksidatif, apoptosis sel hingga kerusakan jaringan terutama saluran pernapasan yang merupakan jalur utama paparan asap rokok, salah satunya trakea. Paparan asap rokok dapat mengakibatkan penurunan tinggi silia yang merupakan bagian paling superfisial. Kulit bawang merah mengandung 48 kali lipat lebih banyak kuersetin dibandingkan umbinya sebagai antioksidan dan antiinflamasi. Kuersetin dapat menstabilkan radikal bebas, meningkatkan ekspresi antioksidan endogen, menurunkan inflamasi dalam tubuh dan mencegah apoptosis sel sehingga mempertahankan viabilitas sel tubuh. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek pemberian dan dosis efektif maksimum infusa kulit bawang merah (IKBM) dalam mencegah penurunan tinggi silia trakea tikus yang terpapar asap rokok. Sejumlah 28 ekor tikus wistar dibagi menjadi 7 kelompok, yakni kontrol normal diberi akuades, kontrol negatif diberi akuades dan asap rokok, kelompok IKBM diberi IKBM dosis 125, 250, 500, 1000, 2000 mg/kgBB dan asap rokok. Paparan asap rokok diberikan sebanyak 2 batang/kelompok/hari selama 28 hari. Organ trakea tikus dibuat preparat histologi dengan pewarnaan HE. Data penelitian yang dihasilkan adalah rata-rata tinggi silia dari empat posisi, yaitu vertikal atas, vertikal bawah, horizontal kanan, horizontal kiri yang diamati dengan perbesaran 400X dan diukur menggunakan peranti lunak ImageJ. Hasil penelitian yang didapatkan menunjukkan rata-rata dan standar deviasi tinggi silia kelompok K0, K1, P1, P2, P3, P4, P5 secara berurutan adalah 0,725±0,036; 0,308±0,009; 0,378±0,005; 0,469±0,007; 0,552±0,008; 0,615±0,021; 0,581±0,027 (µm). Uji normalitas Shapiro Wilk dan uji homogenitas Levene menunjukkan data terdistribusi normal dan homogen (p>0,05). Uji komparasi Independent Sample T menunjukkan asap rokok menyebabkan kerusakan signifikan (P< 0,05) pada silia trakea tikus. Uji korelasi Pearson menunjukkan terdapat korelasi bermakna (p<0,05) dan koefisien korelasi 0,746. Uji regresi menggunakan kurva kuadratik digunakan untuk mencari dosis efektif maksimum dan didapatkan persamaan y = -1,89.10-4 x2 + 0,5x + 3,27.102. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah IKBM efektif mencegah penurunan tinggi silia trakea tikus wistar yang terapapar asap rokok. Terdapat korelasi positif bermakna dengan kekuatan korelasi kuat antara dosis infusa kulit bawang merah dengan tinggi silia trakea tikus wistar yang terpapar asap rokok. Dosis efektif maksimum infusa kulit bawang merah dalam mencegah penurunan tinggi silia trakea tikus wistar yang terpapar asap rokok adalah 1.322,75 mg/kgBB.
Collections
- UT-Faculty of Medical [1487]