Show simple item record

dc.contributor.authorWahyuni Fajar Arum
dc.date.accessioned2013-12-20T13:04:56Z
dc.date.available2013-12-20T13:04:56Z
dc.date.issued2013-12-20
dc.identifier.nimNIM080210102013
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/11648
dc.description.abstractFisika merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan seperti : kimia, botani, astronomi, dan sebagainya. Fisika memiliki ciri khas yaitu pelukisan kenyataan menurut aspek-aspek yang memungkinkan pencatatan atau pengamatan indrawi secara langsung. Data-data indrawi haruslah dimengerti tepat menurut penampakannya. Dewasa ini, pencatatan ataupun pengamatan sering berlangsung melalui suatu instrumentarium yang sangat kompleks, yang di dalamnya mengandung banyak unsur teoris (Siregar, 2003: 1). Fisika merupakan materi pelajaran yang membutuhkan kemampuan penalaran, sehingga belajar dalam fisika lebih dituntut dalam kemampuan ilustrasi yang bersifat abstrak. Siswa tidak hanya sekedar menghafal rumus dan pengertian dasar tetapi juga menerapkan rumus dari konsep yang telah dipahami sebelumnya dalam kehidupan sehari- hari (Ningsih, 2010: 1). Permasalahan yang sering terdapat di dalam pembelajaran fisika adalah lemahnya proses pembelajaran yang terjadi di kelas. Pada umumnya proses pembelajaran yang terjadi di dalam kelas hanya berjalan sebatas produk tanpa ada proses di dalam pembelajaran. Aktivitas belajar siswa dalam proses pembelajaran tergolong rendah karena kurang adanya interaksi siswa dalam kegiatan belajar sendiri. Siswa kurang diperkenalkan dengan kerja di laboratorium fisika sehingga hal ini mengakibatkan hasil belajar siswa rendah. Hal ini yang menimbulkan anggapan fisika itu sulit dan membosankan. Perpaduan antara model pembelajaran CLIS (Children Learning in Science) dengan metode eksperimen merupakan perpaduan yang saling melengkapi, karena dengan metode eksperimen siswa akan menemukan konsep fisika melalui pengalaman yang siswa alami sendiri. Sehingga belajar fisika tidak hanya mempelajari produk yang berupa materi dari buku atau penjelasan guru saja tetapi siswa mampu menguasai konsep fisika dengan proses melalui eksperimen. Tujuan penelitian ini adalah : (1) mengkaji pengaruh penerapan model pembelajaran CLIS (Children Learning in Science) dengan metode eksperimen terhadap peningkatan hasil belajar fisika siswa, (2) mengkaji pengaruh model pembelajaran CLIS (Children Learning in Science) dengan metode eksperimen terhadap peningkatan aktivitas belajar fisika siswa. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen, dengan tempat penelitian yang ditentukan dengan cara purposive sampling area.Penelitian ini dilakukan dilaksanakan di SMP Negeri 5 Jember dengan responden penelitin yang ditentukan setelah menggunakan SPSS. Pemilihan sampel penelitian dilakukan dengan cluster random sampling. Desain penelitian menggunakan control group pre-test post-test design. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah tes, observasi, wawancara dan dokumentasi. Analisis data menggunakan uji t one tail pihak kanan untuk menjawab rumusan masala yang pertama, sedangkan untuk rumusan masalah yang kedua menggunakan persentase aktivitas siswa. Analisa data yang digunakan pada penelitian ini untuk mengkaji peningkatan hasil belajar fisika siswa adalah dengan cara membandingkan peningkatan rata-rata nilai pre-test dan post-test pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kenaikan rata-rata nilai pre-test dan post-test pada kelas eksperimen adalah sebesar 52.79, sedangkan untuk kelas kontrol kenaikan pre-test dan posttest adalah sebesar 19.77. Hal ini menunjukkan peningkatan hasil belajar fisika siswa pada kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol. Analisis data tersebut dikuatkan dengan uji t one tail pihak kanan untuk mengetahui hasil belajar fisika siswa menggunakan model pembelajaran CLIS (Children Learning In Science) dengan metode eksperimen diperoleh nilai dan nilai = 1,668 sehingga , maka hipotesis nihil ditolak dan hipotesis alternatif diterima. Hasil analisis aktvitas belajar siswa kelas eksperimen secara klasikal memiliki presentase 70.99%, sedangkan persentase untuk aktivitas belajar siswa kelas kontrol secara klasikal adalah 42.66%.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries080210102013;
dc.subjectModel Pe mbelajaran CLIS (Children Learning In Science), Metode Eksperimen, Pembelajaran Fisikaen_US
dc.titlePENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CLIS (CHILDREN LEARNING IN SCIENCE) DENGAN METODE EKSPERIMEN DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI KELAS VIII SMPN 5 JEMBERen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record