Hubungan Lokasi dan Ukuran Meningioma dengan Kejadian Hidrosefalus di RSD dr. Soebandi Jember
Abstract
Meningioma merupakan tumor jinak sistem saraf pusat dengan prevalensi paling tinggi. Meningioma tumbuh dari meninges dan seiring perkembangannya meningioma dapat memunculkan gejala seperti nyeri kepala, defisit saraf kranial lokal, kejang, hingga hidrosefalus yang progresif karena penekanan ke struktur sekitar. Hidrosefalus merupakan kondisi adanya akumulasi cairan serebrospinal yang abnormal di dalam ventrikel. Kondisi keduanya dapat dilihat bersamaan dalam satu pemeriksaan CT-Scan atau MRI. Tujuan dari penelitian ini adalah mencari hubungan antara lokasi dan ukuran meningioma dengan kejadian hidrosefalus di RSD dr. Soebandi Jember.
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian analitik observasional dengan desain penelitian cross-sectional yang dilakukan di RSD dr. Soebandi Jember. Sampel penelitian ini adalah pasien meningioma terdiagnosis secara patologi anatomi yang memnuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Data penelitian ini menggunakan data sekunder dari rekam medis pasien. Teknik pengambilan sampel menggunakan metode total sampling. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2023 sampai Februari 2023. Periode sampel yang diteliti adalah pasien pada tahun 2020 – 2022 dengan jumlah sampel yang memenuhi sebanyak 45 sampel.
Hasil penelitian secara bivariat menemukan bahwa terdapat korelasi yang cukup dan signifikan antara lokasi meningioma dengan kejadian hidrosefalus (r=0,403) dan korelasi yang lemah dan tidak signifikan antara ukuran meningioma dengan kejadian hidrosefalus (r=0,247). Analisis secara multivariat menemukan bahwa terdapat korelasi yang cukup antara lokasi basal kranial dan ukuran meningioma secara simultan terhadap kejadian hidrosefalus (r=0,579).
Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat korelasi yang cukup antara lokasi basal kranial dan ukuran meningioma dengan kejadian hidrosefalus di RSD dr. Soebandi Jember.
Collections
- UT-Faculty of Medical [1487]