dc.description.abstract | Gingivitis adalah penyakit inflamasi gingiva tanpa ada kehilangan perlekatan gigi yang disebabkan oleh plak.
Gingivitis bersifat reversible, jika tidak dirawat dapat berkembang menjadi periodontitis. Bakteri penyebab gingivitis antara
lain Phorpyromonas gingivalis, berperan sebagai bakteri sekunder dalam pembentukan plak pada tahap kolonisasi
sekunder dengan melekatkan diri pada monolayer yang telah dibentuk bakteri primer. Penggunaaan herbal di Indonesia
masih menjadi tren hingga sekarang dengan slogan back to nature, salah satu yang mudah ditemui dan bermanfaat yaitu
minyak atsiri dari rimpang temulawak yang mengandung xanthorrizol dan curcumin. Keduanya bersifat sebagai antibakteri
yang mampu menghambat pembentukan plak penyebab gingivitis. Menganalisis potensi pasta gigi minyak atsiri
temulawak dalam menghambat pembentukan plak dan gingivitis. Tikus wistar sebanyak 27 ekor dibagi menjadi 9 kelompok,
yaitu kelompok kontrol negatif, kontrol positif, perlakuan yang diaplikasikan pasta gigi minyak atsiri temulawak konsentrasi
0,5%, 1%, 2%, 4%, 8%, 16% dan 32%. Setiap tikus diinduksi P. gingivalis sebanyak 0,02 ml pada sulkus molar satu dan dua, 24
jam setelahnya dilakukan penyikatan gigi dengan pasta gigi sesuai kelompok, 24 jam berikutnya dilakukan pengamatan
pada hari ke-3, ke-5 dan ke-7 menggunakan indeks plak menurut Park dan Katz dan indeks gingiva menurut Lee. Perlakuan
dan pengamatan dilakukan 3 kali pengulangan. Hasil skor indeks plak dan indeks gingiva yang dianalisis menggunakan
Kruskal-Wallis berbeda signifikan dengan p sebesar 0,000. Pasta gigi minyak atsiri temulawak dapat menghambat
pembentukan plak dan gingivitis dengan menurunnya indeks plak dan indeks gingiva pada tikus wistar yang diinduksi P.
gingivalis. | en_US |