dc.description.abstract | Selada (Lactuca sativa L.) merupakan salah satu tanaman hortikultura sayur di
Indonesia yang memiliki nilai ekonomis cukup tinggi. Tanaman selada telah digemari
oleh masyarakat Indonesia akhir-akhir ini karena mengonsumsi sayur mentah dinilai
lebih sehat daripada sayur yang diolah. Upaya peningkatan produksi selada dapat
dilakukan dengan memperbaiki input budidaya seperti penambahan kebutuhan nutrisi.
Harga pupuk anorganik yang semakin mahal akan memberatkan petani dalam
memberikan nutrisi yang cukup bagi tanaman. Selain itu, penggunaan bahan kimia
yang berlebihan di lahan dapat berakibat menurunnya kandungan bahan organik tanah,
menurunnya populasi mikroba tanah, serta produk rentan terkontaminasi bahan kimia
yang dapat mengganggu kesehatan manusia. Dalam permasalahan tersebut
menjadikan petani sebaiknya tidak bergantung pada pupuk anorganik saja, tetapi juga
disubtitusi dengan pupuk organik. Salah satu alternatif pupuk organik yang dapat
digunakan adalah berbahan susu basi, telur, molase jamur Trichoderma dan limbah
buah-buahan atau dapat disingkat STMJ Plus. Pupuk STMJ Plus berperan sebagai
nutrisi organik untuk mendorong pertumbuhan tanaman. Susu dan telur mengadung
protein yang tinggi, molase memiliki kandungan gula yang tinggi sebagai sumber
energi, jamur Trichoderma sp. sebagai mikroorganisme perombak dan perannya
sebagai jamur antagonis tanaman, serta limbah buah-buahan yang banyak
mengandung unsur hara makro.
Tujuan dari penelitian in adalah untuk mengetahui pengaruh inetraksi antara
konsentrasi pupuk STMJ Plus dengan varietas selada yang berbeda terhadap
pertumbuhan dan hasil tanaman selada. Hasil dari penelitian ini diharapkan petani
dapat menggunakan limbah pertanian untuk dimanfaatkan sebagai sumber pupuk
organik dalam meningkatkan pertumbuhan tanaman. Penelitian dilaksanakan selama pada bulan Juli hingga Oktober 2022 yang
bertempat di Greenhouse Fakultas Pertanian Universitas Jember. Percobaan
dilaksanakan secara faktorial menggunakan pola dasar Rancangan Acak Lengkap
(RAL) yang terdiri atas 2 faktor dengan 4 kali ulangan. Faktor pertama konsentrasi
pupuk STMJ Plus terdiri atas 4 taraf, yaitu: P0 : tanpa pupuk; P1 : 5 ml/L; P2 : 10 ml/L;
dan P3 : 15 ml/L. Faktor kedua varietas yang terdiri dari 2 taraf, yaitu: V1 : varietas
Grand Rapids dan V2 : varietas Red Rapid. Variabel pengamatan yang diamati meliputi
tinggi tanaman, jumlah daun, panjang daun, lebar daun, berat akar, panjang akar,
volume akar, berat basah tanaman, berat kering tanaman, dan kandungan klorofil. Data
yang didapatkan kemudian dianalisis menggunakan analisis ragam, apabila terdapat
perbedaan yang nyata diantara perlakuan maka dilakukan uji lanjut menggunakan Uji
Berjarak Duncan (UJD) taraf 5%.
Hasil penelitian menunjukkan (1) interaksi konsentrasi pupuk STMJ Plus dan
varietas selada menunjukkan berbeda sangat nyata pada variabel tinggi tanaman dan
berat basah tanaman serta pada variabel lain menujukkan pengaruh berbeda tidak
nyata. (2) Perlakuan konsentrasi pupuk STMJ Plus memberikan hasil berbeda sangat
nyata pada variabel panjang daun dan berbeda nyata pada variabel berat kering dan
kandungan klorofil dengan konsentrasi terbaik adalah P3 (15 ml/L). (3) Perlakuan
macam varietas memberikan hasil berbeda sangat nyata pada variabel jumlah daun,
berat akar dan volume akar serta berbeda nyata pada variabel panjang akar dan
kandungan klorofil dengan varietas terbaik adalah V2 (varietas Red Rapid). | en_US |