Bahasa Perempuan dalam Novel Kekasih Musim Gugur Karya Laksmi Pamuntjak dan Pemanfaatannya sebagai Alternatif Materi Pembelajaran Sastra di SMA
Abstract
Bahasa adalah media yang digunakan untuk menyampaikan sesuatu yang
terpikirkan di dalam hati. Bahasa yang ditulis atau dikarang oleh perempuan
disebut sebagai bahasa perempuan. Salah satu pendekatan yang dapat digunakan
untuk mengkaji bahasa pengarang perempuan ialah ginokritik karena di dalamnya
terdapat aspek bahasa perempuan. Ginokritik adalah kajian untuk meninjau suatu
karya sastra yang dihasilkan oleh pengarang perempuan. Selain itu, pencitraan
perempuan juga dapat terlihat dengan ginokritik. Novel Kekasih Musim Gugur
karya Laksmi Pamuntjak dipilih karena ditunjukkannya bahasa bersifat vulgar
dengan berterusterang dan perandaian melalui tokoh perempuan. Berdasarkan
latar belakang tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan: (1) bahasa
perempuan, (2) ekspresi bahasa perempuan, dan (3) multifokal bahasa perempuan
bahasa perempuan dalam novel Kekasih Musim Gugur karya Laksmi Pamuntjak,
serta (4) pemanfaatan bahasa perempuan sebagai alternatif materi pembelajaran
sastra di SMA.
Jenis dan rancangan penelitian yang digunakan adalah kualitatif kritik
sastra. Sumber data penelitian ini adalah novel Kekasih Musim Gugur karya
Laksmi Pamuntjak terbitan Gramedia tahun 2020 dengan halaman berjumlah 451.
Data penelitian adalah kata-kata, kalimat, atau paragraf yang menunjukkan adanya
bahasa perempuan, ekspresi bahasa perempuan, multifokal bahasa perempuan,
dan pemanfaatan bahasa perempuan. Teknik pengumpulan data yang digunakan
yaitu teknik baca dan catat. Teknik analisis data yang digunakan ialah deskriptif
interpretatif dengan pendekatan Ginokritik. Instrumen utama penelitian ini adalah manusia, yang berarti peneliti berperan sebagai perencana, pengumpul data,
penafsir data, penganalisis, dan pelapor hasil penelitian.
Hasil penelitian ini terbagi menjadi empat. Pertama, digunakannya fitur
bahasa perempuan melalui sepuluh ciri kebahasaan yang berkaitan dengan
perempuan. Fitur bahasa perempuan bertujuan untuk penekanan pada hal-hal
tertentu, kegemaran, tata bahasa, kekaguman, ketidakyakinan, pengintonasian,
kesantunan, dan umpatan. Kedua, ditunjukkannya ekspresi bahasa perempuan
dalam bentuk (1) majas untuk memberikan efek estetika dan penekananpenekanan tertentu terhadap kejadian yang dialami oleh tokoh dan (2) citraan
untuk mengekspresikan hal-hal yang berkaitan dengan diri pribadi dan lingkungan
sekitarnya. Ketiga, adanya multifokal bahasa perempuam yang bertujuan untuk
menunjukkan pengalaman dan pandangan perempuan dalam berbagai hal
khususnya yang bersifat latar belakang sosial. Keempat, bahasa perempuan
Laksmi Pamuntjak dalam Novel Kekasih Musim Gugur dapat menjadi alternatif
materi pembelajaran sastra di SMA.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa Laksmi
Pamuntjak dalam Novel Kekasih Musim Gugur menampilkan citra perempuan
melalui fitur bahasa, ekspresi, dan multifokal. Pada bahasa telah memenuhi
seluruh kriteria fitur bahasa perempuan. Contohnya pada sistem pewarnaan seperti
hijau zaitun dan kenari. Pada ekspresi menggunakan majas-majas untuk efek
estetika. Contohnya pada (1) majas personifikasi seperti ruangan yang bisa
merayu dan (2) citraan yang berkaitan dengan pribadi seperti mencium dan
melihat. Pada multifokal untuk pembicaraan perempuan terkait diri pribadi,
pengalaman, dan pandangan terhadap hal sosial. Contohnya dominasi yang
dilakukan perempuan di dalam keluarga. Bahasa perempuan Laksmi Pamuntjak
cenderung bersifat terbuka, eksplisit, perlambangan, dan vulgar dengan tujuan
merepresentasikan atau mencitrakan perasaan, pikiran, serta pengalaman
perempuan dalam berbagai hal. Oleh karena itu, hasil penelitian ini dapat
dimanfaatkan untuk alternatif materi pembelajaran di tingkat SMA kelas XII pada
KD. 3.9 analisis isi dan kebahasaan novel