dc.description.abstract | Padi merupakan salah satu jenis tanaman pangan utama yang banyak dikonsumsi masyarakat yang ada di Indonesia. Pendok adalah salah satu jenis padi lokal yang memiliki aroma wangi(aromatik). Senyawa fenolik adalah salah satu metabolit sekunder yang dihasilkan oleh tanaman yang berfungsi dalam penghasil aroma untuk memikat polinator, pertahanan terhadap predator, patogen dan radiasi ultraviolet. Senyawa flavonoid merupakan salah satu senyawa fenolik dan berperan dalam perlindungan sinar ultraviolet dan pigmentasi, ketahanan terhadap penyakit dan cekaman kekeringan. Unsur hara Cu memiliki peran penting dalam pembentukkan klorofil dan fotosintesis untuk menghasilkan senyawa fenolik sebagai hasil samping metabolisme primer. Dalam pertumbuhannya tanaman padi membutuhkan pupuk yang terdiri atas unsur hara makro dan unsur hara mikro, namun penggunaan pupuk kimia secara terus menerus dapat merusak ekosistem didalam tanah, agromineral dapat digunakan dalam menggantikan pupuk kimia. Penggunaan pupuk agromineral memiliki kekurangan karena sifatnya yang tidak mudah larut dengan penambahan bahan organik ditujukan agar kandungan hara pada agromineral lebih mudah tersedia bagi tanaman melalui proses mineralisasi.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh aplikasi bahan organik, agromineral dan pemupukan Cu terhadap serapan hara unsur P dan Cu serta konsentrasi metabolit sekunder padi varietas Pendok. Penelitian ini penting untuk mengetahui apakah pemberian agromineral dan bahan organik memberikan pengaruh terhadap sifat kimia tanah pertumbuhan, serapan P dan Cu serta metabolit sekunder dengan jumlah yang sama atau lebih tinggi daripada penggunaan pupuk kimia. Penelitian dilakukan pada Rumah Kaca, Laboratorium Biologi, dan Laboratorium Kesuburan Tanah Program Studi Ilmu Tanah Fakultas Pertanian Universitas Jember. Pengamatan Fisiologis tanaman berupa tinggi, jumlah klorofil, dan jumlah anakan. Analisis yang dilakukan adalah analisis tanah, analisis jaringan tanaman yaitu N, P dan Cu, serta analisis metabolit sekuner fenolik dan flavonoid total pada fase vegetatif fan fase generatif. Data yang diperoleh diolah menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) dua faktorial. Data yang diperoleh diuji menggunakan anova, kemudian diuji lanjut dengan metode Duncan Multiple Range Test (DMRT) dengan taraf 5%.
Rata-rata pH tertinggi pada perlakuan P3 (KCL + Rock Phosphate + Cu) sebesar 6,64, berbeda nyata dengan perlakuan P1 (SP-36, KCL, Cu). Rata-rata KTK tertinggi pada faktor pupuk yaitu P1 (SP-36, KCL, Cu) sebesar 35,78 cmol/kg tanah sedangkan pada faktor bahan organik yaitu B0 (tanpa bahan organik) sebesar 36,65 cmol/kg tanah. Rata-rata N-total tertinggi pada perlakuan B0 (tanpa bahan organik) 0.30%. Hasil penelitian menunjukkan pupuk dan bahan organik berinteraksi dan berbeda sangat nyata pada P- Tersedia dan berbeda nyata pada Cu-Tersedia tanah. Faktor aplikasi dan penambahan bahan organik tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap pertumbuhan fisiologis tanaman. Rerata fenolik fase vegetatif tertinggi terdapat pada perlakuan B1 (ditambah bahan organik) sebesar 4,68 mg GAE/gr, berbeda nyata dengan tanpa penambahan bahan organik (B0). Rerata flavonoid pada fase generatif tertinggi pada perlakuan P4 (Rock Phosphate, Leusit, Cu) sebesar 0,51 QE/g ekstrak, berbeda nyata dengan perlakuan lain. Perlakuan P2 (SP-36, Leusit, Cu) mampu memberikan rerata kadar P tajuk tertinggi yaitu sebesar %. Hasil penelitian menunjukkan faktor tunggal pupuk dan bahan organik berinteraksi dan berbeda sangat nyata pada kadar Cu serta berbeda nyata pada Serapan C Jaringan Akar Tanaman.
Kata Kunci : Agromineral, Pupuk, Bahan Organik | en_US |