Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kualitas Hidup Perempuan Lansia yang Tinggal di Wilayah Pesisir Kecamatan Tongas Kabupaten Probolinggo
Abstract
Menurut WHO, populasi penduduk lansia terus mengalami peningkatan
sebesar 727 juta orang (2020) dan diproyeksikan berjumlah 2 miliar orang pada
tahun 2050. Proporsi lansia di Indonesia mencapai 10,82% atau sekitar 29,3 juta
orang dan Kabupaten Probolinggo dengan penduduk lansia tertinggi berada di
Kecamatan Tongas dengan penduduk perempuan lansia sebanyak 4.840 orang.
Peningkatan penduduk lansia perempuan disebabkan oleh Usia Harapan Hidup
(UHH) lebih panjang dan mampu menyesuaikan perubahan yang terjadi dimasa
depan. Peningkatan populasi lansia dapat mempengaruhi kualitas hidup lansia
dikarenakan lansia akan mengalami penurunan status kesehatan, gangguan
keseimbangan, timbulnya penyakit degeneratif, dan kondisi ketergantungan pada
usia produktif. Umumnya penduduk lansia yang tinggal di wilayah pesisir
sebagian besar tidak menerapkan PHBS dengan baik dan memiliki gangguan
kesehatan, serta perempuan lansia memiliki peran ganda dalam membantu
ekonomi keluarga dengan bekerja dan mengurus rumah tangga. Dalam mengatasi
masalah tersebut, tujuan dari penelitian ini untuk menganalisis hubungan
dukungan keluarga dengan kualitas hidup perempuan lansia yang tinggal di
wilayah pesisir kecamatan Tongas Kabupaten Probolinggo.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian analitik observasional dengan
pendekatan cross sectional. Sampel dalam penelitian ini sejumlah 127 responden
perempuan lansia yang terdaftar di posyandu lansia dengan metode pengambilan
sampel menggunakan Proportionate Stratified Random Sampling. Variabel terikat
dalam penelitian adalah kualitas hidup perempuan lansia, sedangkan variabel
bebas adalah karakteristik sosiodemografi (usia, tingkat pendidikan, status
perkawinan, pekerjaan dan pendapatan) dan dukungan keluarga. Teknik
pengumpulan data menggunakan teknik wawancara menggunakan kuesioner dan
dokumentasi. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner WHOQOL-OLD.
Penelitian ini menggunakan analisis univariat dan bivariat menggunakan uji chisquare.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar perempuan lansia di
wilayah pesisir berusia 60-74 tahun (elderly) sebanyak 100 responden, tidak
sekolah sebanyak 70 responden, berstatus janda sebanyak 83 responden, tidak
bekerja dan tidak memiliki penghasilan sebanyak 64 responden. Sebagian kecil
responden yang memilih bekerja untuk mengisi waktu luang dan menambah
penghasilan. Beberapa responden yang bekerja mengeluhkan penyakit akibat kerja
sepert pegal linu, pusing dan gatal-gatal. Mayoritas responden mendapatkan
dukungan keluarga baik berupa dukungan informasional, penilaian/penghargaan,
instrumental dan emosional. Dukungan informasional merupakan dukungan
paling sedikit yang diberikan kepada responden dan dukungan instrumental
merupakan dukungan tertinggi yang diberikan keluaga kepada lansia. Berdasarkan
hasil observasi didapatkan bahwa responden telah menerapkan beberapa indikator
PHBS seperti pemenuhan air bersih yang bersumber dari PDAM/air pompa dan
penyediaan jamban sehat keluarga. Sebagian besar responden memiliki kualitas
hidup tinggi dikarenakan lansia aktif mengikuti kegiatan sosial, pengajian dan
posyandu lansia.
Berdasarkan analisis hubungan didapatkan hasil bahwa terdapat hubungan
yang bermakna antara karakteristik responden dengan kualitas hidup perempuan
lansia yang tinggal di wilayah pesisir terdiri dari usia dengan kualitas hidup
(OR=3,750), pendidikan dengan kualitas hidup (OR=0,157), perkawinan dengan
kualitas hidup (OR=3,489), pekerjaan dengan kualitas hidup (OR=2,395) dan
penghasilan dengan kualias hidup (OR=2,395) dan terdapat hubungan yang
bermakna antara dukungan keluarga dengan kualitas hidup perempuan lansia
pesisir (0,000 ≤ 0,05). Seluruh responden dengan dukungan keluarga kurang baik
memiliki kualitas hidup rendah.
Saran yang dapat diberikan adalah diharapkan Puskesmas Tongas mampu
mengoptimalkan peran kader posyandu lansia dalam memberikan edukasi
menggunakan banner atau poster dalam meningkatkan dukungan keluarga dan
kualitas hidup. Selain itu, diharapkan keluarga lebih meningkatkan dukungan
informasional keluarga, mendukung lansia untuk lebih aktif dalam mengikuti
kegiatan program lansia atau karang werdha. Diharapkan lansia lebih aktif dalam
mengikuti kegiatan sosial guna meningkatkan kualitas hidup lansia.
Collections
- UT-Faculty of Public Health [2227]