Profil Kadar Malondialdehyde (MDA) Jejunum Tikus Jantan Galur Wistar Akibat Lama Paparan Klorpirifos
Abstract
Indonesia merupakan negara agraris yang penduduknya banyak bekerja di
sektor pertanian dengan tingkat penggunaan pestisida yang tinggi, seperti
pestisida jenis klorpirifos. Klorpirifos memberikan efek negatif bagi tubuh akibat
dari lama paparannya dan jalur oral adalah salah satu rute paparannya yang
berkaitan dengan organ pencernaan. Organ pencernaan seperti jejunum
merupakan organ pertama yang bersentuhan secara langsung dengan bahan kimia
seperti klorpirifos. Salah satu toksisitas klorpirifos adalah menginduksi reactive
oxygen spesies (ROS) yang menyerang asam lemak tak jenuh yang memiliki
ikatan karbon ganda atau polyunsaturated fatty acid (PUFA). Reaksi tersebut
menghasilkan produk berupa malondialdehyde (MDA).
Jenis penelitian ini adalah quasi experimental dengan rancangan penelitian
posttest only control group design. Penelitian ini dilakukan di laboratorium
farmakologi dan laboratorium biokimia Fakultas Kedokteran Universitas Jember.
Jumlah sampel yang digunakan sebanyak 30 ekor tikus jantan galur wistar dengan
berat badan 120-170 gram yang diambil secara simple random sampling. Sampel
dibagi menjadi 5 kelompok yaitu kelompok kontrol (K0) diberikan Tween20 dan
normal salin, kelompok perlakuan diberikan klorpirifos selama 7 hari (P1), 14 hari
(P2), 28 hari (P3), dan 56 hari (P4). Setelah diberikan perlakuan dilanjutkan
dengan pengukuran kadar MDA menggunakan uji TBA dari jaringan jejunum.
Hasil data berupa kadar MDA dengan satuan nmol/mL. Hasil pengukuran
rata-rata kadar MDA dan standar deviasi setiap kelompok perlakuan adalah
kelompok perlakuan 0 hari sebesar 1,329±0,424, kelompok perlakuan selama 7
hari sebesar 1,812±1,009, kelompok perlakuan selama 14 hari sebesar
3,600±0,815, kelompok perlakuan selama 28 hari sebesar 5,670±0.978, kelompok
perlakuan selama 56 hari sebesar 9,387 ± 0,844. Hasil data dianalis menggunakan
uji Saphiro Wilk, uji Lavene test, dan uji regresi kuadratik. Hasil uji Saphiro Wilk
dan uji Lavene Test menunjukkan nilai signifikansi lebih dari 0,05 (p> 0,05) yang
berarti data normal dan homogen. Hasil uji regresi didapatkan persamaan Y=-
0,000447X2
+0,173517X+1,0867 untuk menentukan kadar puncak maksimal maka
persamaan menjadi Ŷ=0,000894X+0,173517. Hasil dari persamaan tersebut
adalah prediksi kadar maksimal MDA terjadi pada hari ke-194. Persamaan untuk
menentukan titik awal mula kenaikan menggunakan tiga titik kadar kelompok
yaitu kelompok kontrol, kelompok perlakuan 7 hari dan 14 hari. Persamaan yang
didapatkan yaitu Y=0,013316X2
-0,024214X+1,329. Hasil dari persamaan adalah
prediksi titik awal mula kenaikan terjadi pada hari ke-3. Pada penelitian ini belum
terjadi penurunan kadar MDA sampai hari ke-56.
Collections
- UT-Faculty of Medical [1487]