Show simple item record

dc.contributor.authorATHALIA, Annisa Kalma
dc.date.accessioned2023-05-02T03:28:40Z
dc.date.available2023-05-02T03:28:40Z
dc.date.issued2023-02-17
dc.identifier.nim192010101148en_US
dc.identifier.urihttps://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/115687
dc.description.abstractResistensi antibiotik menjadi salah satu ancaman global di bidang kesehatan. Perkembangan resistensi antibiotik sangat dipengaruhi oleh intensitas paparan antibiotik pada suatu wilayah serta tidak terkontrolnya penggunaan antibiotik. Area kawasan tinggal yang terdiri dari kawasan perkotaan dan perdesaan juga dapat berpengaruh terhadap tingkat resistensi bakteri terhadap antibiotik. Wilayah sungai rawan terhadap penyebaran antibiotic resistence gene (ARG) yang disebarkan melalui bakteri yang berasal dari limbah sektor pertanian, kesehatan, industri dan rumah tangga. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui keterkaitan area kawasan tinggal terhadap pola resistensi Staphylococcus aureus isolat air Sungai Bedadung Kabupaten Jember. Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah bakteri Staphylococcus aureus isolat air Sungai Bedadung yang diambil dari 16 kecamatan di Kabupaten Jember yang dialiri oleh Sungai Bedadung. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah bakteri Staphylococcus aureus isolat air Sungai Bedadung yang memenuhi kriteria inklusi. Uji resistensi bakteri Staphylococcus aureus dilakukan dengan metode difusi cakram Kirby-Bauer. Analisis data penelitian dilakukan dengan IBM SPSS uji chi square, apabila tidak memenuhi syarat akan menggunakan uji fisher exact. Hasil penelitian menunjukkan 58 (96,67%) dari 60 sampel isolat air Sungai Bedadung positif mengandung Staphylococcus aureus yang terbagi pada kawasan perkotaan sebanyak 25 (43,11%) sampel dan kawasan perdesaan sebanyak 33 (56,89%). Hasil uji resistensi antibiotik terhadap Staphylococcus aureus isolat air Sungai Bedadung menunjukkan antibiotik dengan persentase sensitif tertinggi ialah gentamycin (82,75%), levofloxacin (79,31%), dan amikacin (77,58%). Sedangkan antibiotik dengan persentase resisten tertinggi ialah ceftriaxone (94,82%), penicillin (93,10%), dan cefotaxime (81,03%). Hasil tersebut diinterpretasikan dengan multiple antibiotic resistance (MAR) index. Nilai MAR index >0,2 atau high risk resistance pada kawasan perkotaan sebanyak 19 (36,53%) sampel dan pada kawasan perdesaan sebanyak 33 (63,47%) sampel. Sedangkan nilai MAR index <0,2 atau low risk resistance pada kawasan perkotaan sebanyak 6 (100%) sampel dan pada kawasan perdesaan sebanyak 0 (0%) sampel. Hasil analisis dengan uji fisher exact menunjukkan terdapat keterkaitan area kawasan tinggal terhadap pola resistensi Staphylococcus aureus isolat air Sungai Bedadung (p=0,004).en_US
dc.language.isootheren_US
dc.publisherFakultas Kedokteranen_US
dc.subjectRESISTENSI ANTIBIOTIKen_US
dc.subjectPERDESAANen_US
dc.subjectPERKOTAANen_US
dc.subjectSTAPHYLOCOCCUS AUREUSen_US
dc.titleCorrelation of Living Areas to Staphylococcus aureus Resistance Patterns in Bedadung River Isolates Jember Regencyen_US
dc.typeSkripsien_US
dc.identifier.prodiPendidikan Dokteren_US
dc.identifier.pembimbing1Dr. dr. Rini RIyanti, Sp.PKen_US
dc.identifier.pembimbing2dr. Muhammad Ali Shodikin, M.Kes., Sp.Aen_US
dc.identifier.validatorFinalisasi tanggal 2 Mei 2023_M.Arif Tarchimansyahen_US
dc.identifier.finalizationFinalisasi tanggal 2 Mei 2023_M.Arif Tarchimansyahen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record