Hubungan Asupan Protein dengan Tekanan Darah di Kecamatan Sukowono Kabupaten Jember
Abstract
Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan salah satu masalah
kesehatan yang menjadi perhatian di dunia. Komplikasi yang dapat diakibatkan
oleh hipertensi antara lain penyakit kardiovaskuler, penyakit ginjal, dan stroke
(Purwani, 2018). Menurut hasil Riskesdas tahun 2007 hipertensi, stroke, dan
penyakit jantung menyebabkan lebih dari sepertiga kematian. Stroke menjadi
penyebab kematian terbanyak yaitu 15,4%, hipertensi 6,8%, penyakit jantung
iskemik 5,1%, dan penyakit jantung 4,6% (Yeni dkk., 2010). Pada umumnya
hipertensi terjadi pada seseorang yang berusia lebih dari 40ttahun dan kejadiannya
terus meningkattseiring dengan bertambahnya usia seseorang (Habibillah, 2019).
Berdasarkan survei yang dilakukan oleh World Health Organization
(WHO) tahun 2000, persentase kejadian hipertensi di dunia pada wanita sekitar
24,1% dan pria sekitar 26,6%. Diperkirakan pada tahun 2025 jumlahnya
meningkat hingga 29,21% (Purwani dan Widyastuti, 2015). Persentase kejadian
hipertensi di Indonesia pada tahun 2013 mencapai 25,8%.(Kemenkes, 2014).
Menurut Profil Kesehatan Provinsi Jawa Timur (2016) bahwa persentase kejadian
hipertensi di Jawa Timur mencapaii13,47% atau sekitar 935.736 jiwa (dari
39.075.152 jiwa), dengan proporsi pria sebesar.13,78% (387.913.jiwa) dan wanita
sebesar 13,25%.(547.823 jiwa). Menurut.Profil Kesehatan Kabupaten Jember
(2015) bahwa jumlah kasus hipertensi.di Jember sebanyak 66.295 jiwa (dari
2.407.115 jiwa). Salah satu kecamatan di Kabupaten Jember yang memiliki.angka
kejadian hipertensi yang cukup.tinggi ialah Kecamatan Sukowono.
Beberapa faktor risiko.yang dapat menyebabkan hipertensi diantaranya
umur, jenis.kelamin, suku, obesitas, stres, konsumsi.garam, konsumsi alkohol,
merokok, dan asupan makanan (Anggara dan Prayitno, 2013). Berbagai asupan
makanan yang berperan dalam tekanan.darah diantaranya asupan protein,.lemak
jenuh, kalsium, kalium,.magnesium, dan serat (Apriany dan Mulyati, 2012).
Konsumsi lebih banyak protein yang dikombinasikan dengan sayuran atau asupan
serat secara signifikan dapat menurunkan tekanan darah sekitar 39% dengan kadar
sistolik 4,0 mmHg lebih rendah dan kadar diastolik 2,3 mmHg lebih rendah. Diet
tinggi protein dapat memengaruhi tekanan darah sesuai komposisi asam amino
dari suatu sumber makanan. Diet protein merupakan salah satu upaya dalam
pencegahan hipertensi dan pengontrolan peningkatan tekanan darah (Buendia
dkk., 2015). Asam amino arginin banyak ditemukan pada protein nabati maupun
protein hewani yang bertindak sebagai vasodilator sehingga dapat menurunkan
tekanan darah (Buendia dkk., 2015). Kandungan asam amino essensial dapat
menurunkan tekanan darah dengan cara.meningkatkan sintesis protein di sel otot
dan sel.hati melalui hambatan katabolisme asam amino dengan bantuan insulin
dan pengaktifan ribosom. Hal ini berefek pada sistem kardiovaskuler sehingga
dapat meningkatkan aliran darah perifer dan menurunkan resistensi perifer
(Habibillah, 2019).
Banyak bukti yang mendukung bahwa asupan zat gizi berpengaruh
terhadap tekanan.darah. Pada studi observasional INTERMAP.dan The Chicago
Western Electric Study, membuktikan bahwa terdapat hubungan yang
berkebalikan antara asupan.protein dengan tekanan darah. Dari penelitian tersebut
dikatakan bahwa sumber protein.nabati berhubungan terhadap penurunan tekanan
darah, sedangkan sumber protein hewani tidak berhubungan terhadap penurunan
tekanan darah (Sugianty, 2008). Hasil penelitian Kusumastuty dkk (2016)
menyimpulkan bahwa asupan protein yang.tinggi baik dari sumber protein.hewani
maupun protein nabati.dapat menurunkan tekanan darah.
Berdasarkan uraian tersebut, diduga asupan protein dapat menurunkan
tekanan.darah. Namun, masih ada perbedaan dari hasil penelitian.yang sudah
dilakukan sebelumnya. Oleh sebab itu peneliti.ingin meneliti “Hubungan Asupan
Protein dengan Tekanan Darah di Kecamatan Sukowono Kabupaten Jember”
Collections
- UT-Faculty of Medical [1487]