Kritik terhadap Neoliberalisme di Barat:Kasus di Amerika Serikat dan Perancis
Abstract
Pasca krisis finansial tahun 2008, gelombang sentimen terhadap
pemberlakuan neoliberalisme di negara-negara Barat semakin meningkat.
Peningkatan sentimen ini misalnya ditunjukkan dengan terpilihnya Donald Trump
sebagai presiden AS pada Pemilu AS 2016 dan meningkatnya popularitas partai
ekstrem sayap kanan Perancis lewat Marine Le Pen pada Pemilu Perancis 2017.
Nilai-nilai yang dibawa oleh kedua kandidat ini selama masa kampanye Pemilu
dianggap mengkritisi berjalannya neoliberalisme. Padahal di saat neoliberalisme
memberikan keuntungan yang relatif lebih besar pada negara-negara maju seperti
negara kawasan Barat seharusnya mereka cenderung mendukung sistem
neoliberalisme ini. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk mencari tahu
penyebab perkembangan sentimen ini bergulir utamanya di negara-negara besar
pendukung neoliberalisme seperti AS dan Perancis.
Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif;deskriptif.
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah studi pustaka (library research)
untuk memperoleh data sekunder. Data tersebut kemudian dianalisis secara
deskriptif atas fenomena merebaknya kritik terhadap neoliberalisme di Barat.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa salah satu penyebab munculnya
sentimen terhadap neoliberalisme di AS dan Perancis adalah akibat kritik yang
dilakukan oleh aktor politik populis. Trump dan Marine Le Pen menggunakan
nilai-nilai populisme dalam kampanyenya untuk membentuk sebuah dukungan
dari pemilih. Lewat pengkaitan gejolak dari dampak fenomena neoliberalisme,
kedua aktor meraih perhatian yang besar terutama dari pemilih yang mayoritas
merasa dirugikan dari berlakunya sistem neoliberalisme.