Degradasi Warna Elastomeric Chain Generasi I dan Generasi II pada Perendaman Saliva Buatan
Abstract
Penggunaan elastomeric chain merupakan metode penutupan celah (space
closure) yang paling populer karena memiliki beberapa kelebihan yaitu,
kemudahan aplikasinya, biaya yang relatif murah, serta tingkat kenyamanan yang
tinggi pada pasien dan dokter gigi. Meskipun demikian, elastomeric chain juga
memiliki kekurangan yaitu cukup sensitif ketika terkena lingkungan yang lembab
seperti lingkungan di dalam rongga mulut terutama saat terpapar dengan cairan
saliva sehingga sifat fisiknya mudah berubah yang pada akhirnya menyebabkan
deformasi permanen berupa pengurangan daya regang (force decay) serta
perubahan warna/staining.
Perubahan warna elastomeric chain disebabkan oleh karena konsumsi
makanan atau kontak dengan cairan intraoral. Elastomeric chain mengalami
proses swelling ketika terkena cairan saliva maupun makanan dan minuman
tertentu sehingga akhirnya cairan tersebut dan bakteri dapat mengisi ruang dalam
matriks karet elastomeric chain sehingga terjadilah proses staining. Selain
penyerapan cairan saliva dan penyerapan pigmen makanan, sifat fisik dan
penampilan elastomeric chain juga dapat dipengaruhi oleh paparan kekuatan
pengunyahan. Faktor lain yang dapat mempengaruhi penyerapan warna
elastomeric chain salah satunya yaitu paparan mikrobiota intraoral yang
menyebabkan permukaan elastomeric chain mengalami proses staining. Tujuan
dari penelitian ini adalah mengkaji perbandingan degradasi warna elastomeric
chain generasi I dan generasi II pada perendaman saliva buatan.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksperimental laboratoris dengan
jumlah sampel sebanyak 80 sampel. Rancangan penelitian yang digunakan adalah
post-test only control group design yaitu rancangan penelitian dengan pengamatan pada kelompok perlakuan pada waktu yang telah ditentukan sebelumnya
kemudian dibandingkan dengan kelompok kontrol. Terdapat 4 kelompok dalam
penelitian ini yang terdiri dari 2 kelompok kontrol dan 2 kelompok perlakuan.
Kelompok 1 (kontrol 1) merupakan kelompok kontrol elastomeric chain Generasi
I yang diregang selama 1, 7, 14, 21, 28 hari dan tidak direndam dalam saliva
buatan, kelompok 2 (kontrol 2) merupakan kelompok kontrol elastomeric chain
Generasi II yang diregang selama 1, 7, 14, 21, 28 hari dan tidak direndam dalam
saliva buatan, kelompok 3 (Perlakuan 1) merupakan kelompok elastomeric chain
Generasi I yang diregang dan direndam dalam saliva buatan selama 1, 7, 14, 21,
28 hari, dan kelompok 4 (Perlakuan 2) merupakan kelompok elastomeric chain
Generasi II yang diregang dan direndam dalam saliva buatan selama 1, 7, 14, 21,
28 hari. Setelah perendaman dilakukan pengukuran degradasi warna
menggunakan alat color reader dengan analisis CIE Lab.
Data hasil analisis menunjukkan terdapat perbedaan yang bermakna pada
degradasi warna elastomeric chain Generasi I antara kelompok yang ditunjukkan
dengan nilai signifikansi sebesar p < 0,05. Sedangkan pada degradasi warna
elastomeric chain Generasi II tidak didapatkan perbedaan yang bermakna pada
semua kelompok yang ditunjukkan dengan nilai signifikansi sebesar p > 0,05.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah degradasi warna pada elastomeric chain
Generasi I saat hari ke-14 menunjukkan nilai yang signifikan serta elastomeric
chain Generasi II lebih stabil dalam mempertahankan warna dibandingkan dengan
Generasi I.
Collections
- UT-Faculty of Dentistry [2062]