dc.contributor.author | FITRI, Rendra Syani Ulya | |
dc.date.accessioned | 2023-04-13T02:41:21Z | |
dc.date.available | 2023-04-13T02:41:21Z | |
dc.date.issued | 2020-03-27 | |
dc.identifier.nim | 162010101019 | en_US |
dc.identifier.uri | https://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/115213 | |
dc.description.abstract | Gangguan pendengaran pada bayi menyebabkan dampak negatif yaitu dapat
menurunkan kualitas hidup, manifestasi yang sering terjadi salah satunya Speech
and language delay (American Speech Language-Hearing Association, 2015).
Sensorineural Hearing Loss (SNHL) merupakan salah satu jenis gangguan
pendengaran yang terjadi karena kerusakan pada koklea (Soetirto dkk., 2014).
Prematuritas menjadi salah satu keadaan yang sering disertai hipoksia dan
imaturitas organ sehingga menyebabkan gangguan fungsi koklea (Joviolo, 2013).
Menurut The Joint Committee on Infant Hearing tahun 2000 risiko tinggi
penyebab gangguan pendengaran salah satunya adalah prematuritas (Suwento
dkk., 2012). Gangguan fungsi koklea dapat menyebabkan gangguan pendengaran
karena koklea tidak dapat mengolah suara dan meneruskannya ke korteks
pendengaran (Sherwood, 2007). Gangguan fungsi koklea terutama OHC dapat
diidentifikasi dengan Otoacoustic Emission (OAE) yang direkomendasikan oleh
JCIH bahwa screening pendengaran neonatus dilakukan sebelum usia 3 bulan dan
intervensi sebelum usia 6 bulan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis
hubungan prematuritas dengan gangguan fungsi koklea pada neonatus melalui
pemeriksaan OAE.
Penelitian ini menggunakan desain penelitian analitik observasional dengan
metode cross sectional yang dilakukan di RSD dr. Soebandi Jember dan RSU
Kaliwates Jember. Sampel penelitian adalah neonatus di Ruang Perinatologi RSD
dr. Soebandi Jember dan RSU Kaliwates Jember yang memenuhi kriteria inklusi
dan ekslusi dengan metode purposive sampling. Penelitian dilakukan pada 24
Januari hingga 25 Februari 2020. Analisis data yang digunakan adalah Fisher’s
Exact Test dengan interval kepercayaan 95%.
Penelitian ini terdapat 24 sampel penelitian dengan rincian 14 bayi lahir
prematur dan 10 bayi lahir aterm. Hasil penelitian menunjukkan 85,7% bayi lahir
prematur dan 30% bayi lahir aterm mengalami gangguan fungsi koklea. Hasil
analisis menggunakan uji Fisher’s Exact Test menunjukkan adanya hubungan
prematuritas dengan gangguan fungsi koklea pada neonatus melalui pemeriksaan
Otoacoustic Emission (OAE) (p=0,01).
Prematuritas berhubungan dengan gangguan fungsi koklea karena
perkembangan organ pendengaran yang belum matur saat lahir dan adanya
hipoksia sel rambut luar koklea sehingga meningkatkan risiko gangguan fungsi
koklea. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan
antara prematuritas dengan gangguan fungsi koklea pada neonatus di RSD dr.
Soebandi dan RSU Kaliwates Jember. | en_US |
dc.description.sponsorship | Dosen Pembimbing I : dr. Nindya Shinta Rumastika, M.Ked., Sp.T.H.T-KL.
Dosen Pembimbing II : dr. Desie Dwi Wisudanti, M. Biomed. | en_US |
dc.language.iso | other | en_US |
dc.publisher | Fakultas Kedokteran | en_US |
dc.subject | PREMATURITAS | en_US |
dc.subject | GANGGUAN FUNGSI KOKLEA | en_US |
dc.subject | OTO ACOUSTIC EMISSION (OAE) | en_US |
dc.title | Hubungan Antara Prematuritas dengan Gangguan Fungsi Koklea pada Neonatus Melalui Pemeriksaan Otoacoustic Emission (OAE) | en_US |
dc.type | Skripsi | en_US |
dc.identifier.prodi | Kedokteran | en_US |
dc.identifier.pembimbing1 | dr. Nindya Shinta Rumastika, M.Ked., Sp.T.H.T-KL | en_US |
dc.identifier.pembimbing2 | dr. Desie Dwi Wisudanti, M. Biomed. | en_US |
dc.identifier.validator | taufik | en_US |
dc.identifier.finalization | taufik | en_US |