Optimasi Setting Over Current Relay (Ocr) Outgoing Dan Recloser pada Jaringan Radial Penyulang Klakah 20KV GI Lumajang Berbasis Particle Swarm Optimization
Abstract
RINGKASAN
Optimasi Setting Over Current Relay (OCR) Outgoing dan Recloser Pada Jaringan Radial Penyulang Klakah 20kV GI Lumajang Berbasis Particle Swarm Optimization; Wahyu Cahyono, 171910201072; 2023; Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Jember
Berdasarkan data gangguan PLN ULP Klakah tahun 2021 sering mengalami gangguan hubung singkat baik fasa-tanah maupun antar fasa. Tercatat PMT mengalami trip 2, recloser 1 terjadi 19 kali, PMCB kecamatan sebanyak 60 kali, recloser 2 sebanyak 15 kali ,dan recloser 3 sebanyak 1 kali. Kondisi tersebut menunjukkan kurangnya koordinasi pada sistem proteksi karena adanya overlapping / tumpang tindih dan malfunction / bekerja bersamaan. Hal tersebut dapat diperbaiki dengan melakukan resetting rele arus lebih.
Dalam menentukan nilai setting proteksi arus lebih membutuhkan banyak penentuan parameter dan hal ini tidaklah mudah untuk dilakukan. Nilai Setting yang tepat akan menghasilkan koordinasi CTI (Clearing time interval) yang tepat dan sesuai standar untuk meminimalisir terjadinya overlapping dan malfunction. Pada penentuan setting, terdiri atas 2 parameter yaitu arus Ipickup dan TMS (Time Multiple Setting). Penentuan setting dapat dilakukan dengan perhitungan konvensional dan algoritma particle swarm optimization (PSO).
Pada hasil setting perhitungan konvensional dan algoritma PSO menghasilkan arus setting Ipickup yang sama yaitu di zona 1 dan zona 2 sebesar 6 A dan 4,5 A sedangkan di zona 3, 4, dan 5 bernilai sama sebesar 3 A. Kemudian setting TMS konvensional menghasilkan nilai dari zona 1 sampai 5 yaitu 0,1358; 0,0955; 0,0519; 0,0250; dan 0,0220. Sedangkan hasil setting TMS algoritma PSO diperoleh nilai dari zona 1 sampai 5 yaitu 0,01397; 0,0978; 0,0750; 0,0250; 0,0250. Nilai setting TMS tersebut berpengaruh pada waktu operasi setiap rele pada zona masing-masing sehingga dapat diketahui nilai koordinasi CTI antar zona. Pada setting TMS konvensional menghasilkan koordinasi CTI yang kurang baik pada zona 2, 4, dan 5. Sedangkan setting TMS hasil algoritma PSO menghasilkan koordinasi CTI yang tepat dan sesuai standar yaitu sebesar 0,2 sampai 0,3 s.
Collections
- UT-Faculty of Engineering [4203]